RASIKAFM.COM | UNGARAN — Di ruas Jalan Soekarno–Hatta, tepatnya di Desa Sikunir, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang ada sebuah turunan yang disebut Lemah Abang atau sering disingkat menjadi Lemahbang. Tak jauh dari tikungan itu, berdiri sebuah tugu sederhana yang menyimpan kisah besar perjuangan bangsa: Monumen Lemah Abang.
Monumen ini menjadi saksi pertempuran sengit para pejuang Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Di sinilah jejak Pertempuran Ambarawa atau dikenal dengan peristiwa Palagan turut terukir.
Tri Subekso, salah seorang sejarawan Kabupaten Semarang, menuturkan kisah heroik itu bermula saat Mayor Soeyoto menerima perintah dari Letkol Bambang Soegeng di Temanggung untuk memblokade pasukan Sekutu yang bergerak dari arah Semarang menuju Ambarawa.
“Bersama pasukannya, beliau mendapat perintah menahan pasukan Sekutu di antara Ungaran dan Babadan,” jelasnya, Senin (10/11/2025).
Tanggal 28 November 1945, pertempuran pecah. Sebelum konvoi musuh tiba, pasukan Letda Soedarsin dan Letda Sri Suwarno di bawah pimpinan Mayor Soeyoto melintangkan pedati di tengah jalan sebagai barikade darurat.
“Tujuan Sekutu salah satunya membebaskan interniran di Ambarawa dan melucuti tentara Jepang, sehingga sebelum itu terjadi maka dicegat di beberapa titik yang menjadi lintasan dari wilayah Semarang,” lanjutnya.
Pagi harinya, dari arah Semarang datang konvoi pasukan Sekutu. Pasukan TKR pun langsung terlibat kontak senjata. Letda Sri Suwarno gugur di garis depan, sementara Mayor Soeyoto yang sejak subuh telah berada di Lemahbang, bergerak untuk memimpin serangan hingga jarak dekat.
“Di tengah pertempuran sengit itu, Mayor Soeyoto akhirnya gugur bersama 24 pasukan beserta 21 rakyat sipil yang turut berperang. Konvoi bala bantuan Sekutu bisa sedikit ditahan oleh pasukan Mayor Soeyoto,” urainya.
Tak berhenti sampai di situ, pasukan Sekutu melanjutkan misinya menuju Ambarawa. Sesampainya di daerah Bawen, mereka kembali mendapatkan perlawanan.
“Sejumlah rakyat sipil turut andil menahan laju pasukan Sekutu, sehingga banyak yang gugur,” imbuhnya.
Sekutu berhasil melanjutkan perjalanan menuju Ambarawa. Sesampainya di sana pecah perang yang dikenal dengan peristiwa Palagan Ambarawa yang berhasil dimenangkan pasukan Republik Indonesia di bawah pimpinan Letkol Isdiman.
Kini, Monumen Lemah Abang berdiri kokoh sebagai pengingat keberanian anak bangsa. Setiap kali melintas di Mahbang, sejatinya tengah melewati tempat di mana darah dan semangat para pejuang pernah tumpah demi Indonesia yang merdeka. (win)