Adalah Blangkon Batik Krajan ( Blabak) sebuah inovasi antara Blangkon dan peci produksi khas Tengaran kini mulai trend, sudah banyak warga yang mengenakanya di segala acara.
Berawal dari bosan dengan peci yang bentuknya dari dulu itu-itu saja, seorang pria asal Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang menciptakan peci blangkon batik. Sehingga peci itu bisa dipakai dalam banyak acara.
Inovasi itu dibuat oleh Muhadi warga dusun Krajan desa Tengaran kabupaten Semarang, yang mendesain peci sekaligus juga blangkon. Peci blangkon batik ini dapat disetel sesuai ukuran kepala.
Kepada rasikafm.com Muhadi mengaku terciptanya peci blangkon batik ini berawal dari ingin menciptakan model baru peci karena selama ini hanya ada model peci begitu-begitu saja dan tidak semua orang pantas memakai karena postur kepala.
Tahun 2019, Muhadi mulai menciptakan peci blangkon batik dengan proses percobaan yang memakan waktu hampir enam bulan.
“Dulu sepulang dari pesantren, saya selalu memakai peci warna hitam dan menurut saya itu kurang luwes, akhirnya saya pengen memakai peci yang luwes yang seperti apa,” kata Muhadi.
Akhirnya setelah berbagai macam percobaan yang Muhadi lakukan, dirinya telah menemukan pola peci yang diinginkan. Tak disangka, banyak konsumen yang juga cocok dengan pola baru peci tersebut.
“Akhirnya kita coba dan pelan-pelan saya kembangkan terus,” ujarnya.
Diungkapkan Peci blangkon batik merupakan perpaduan dua penutup kepala dengan fungsi yang berbeda, peci digunakan dalam acara ibadah dan blangkon dipakai dalam acara ritual atau budaya.
Para pembeli dapat memesan peci blangkon tersebut selain bermotif batik.
“Seringnya kita pakai batik, namun ada juga yang memesan selain batik seperti dibuat polos,” terangnya.
Peci blangkon ini memiliki berbagai macam kelebihan seperti aman saat dicuci karena peci ini sama sekali tidak memakai lem.
Serta untuk ukuran peci ini para pembelian dapat request sesuai ukuran kepala.
“Saya juga membuat peci yang all size artinya bisa di besar dan kecilkan ukuran pecinya,” ungkapnya.
Selain peci blangkon bermotif batik, Muhadi juga membuat peci dengan berbagai macam jenis.
Ada peci berwarna polos dan tidak memakai bahan dasar dari bludru yang seperti peci-peci biasanya.
“Biasanya kalau peci bludru terkena air malah rusak, tapi kalau yang saya buat ini aman,” katanya.
Untuk saat ini, Muhadi mempromosikan peci blangkon batik miliknya dengan cara getok tular atau dari mulut ke mulut dan menggunakan sosial media yakni Facebook.
Harga satu peci blangkon batik dijual dengan harga Rp 40-55 ribu tergantung bentuknya.
“Dalam sehari saya dapat membuat tiga sampai lima peci itu saya bikinnya santai,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Tengaran, Dewanto Leksono Widagdo berharap bisa bersaing dengan peci blangkon hasil industri agar bisa menjadi sumber ekonomi warga.
“Kita berupaya semaksimal mungkin untuk mempromosikan peci blangkon batik ini serta potensi seperti ini dapat diangkat dan potensi seperti ini dapat mengangkat ekonomi warga,” jelas Dewanto.
Muhadi sang pencipta Blabak saat diwawancarai Rasika FM