RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pemerintah Kabupaten Semarang berkomitmen untuk tetap menyalurkan bantuan sosial (bansos) dengan maksimal meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran yang tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa meskipun beberapa kegiatan lain akan mengalami efisiensi, program bansos yang sudah berjalan tidak akan terpengaruh.
“Meski ada efisiensi anggaran, kami pastikan penyaluran bansos tidak akan banyak terdampak. Kami akan melaksanakan efisiensi pada kegiatan lain di luar bansos yang bisa ditunda, tetapi untuk penyaluran bansos tetap berjalan dengan kualitas yang sama seperti tahun sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Sosial Kabupaten Semarang, Istichomah di Ungaran, Kamis (20/2/2025).
Dijelaskan Istichomah, yang terkena efisiensi hanya operasional internal kantor, seperti biaya pengantaran bansos ke lapangan, sementara untuk bantuan sosialnya tetap diberikan secara penuh dan bahkan akan ditambah.
“Untuk Kabupaten Semarang, program bantuan sosial tetap berjalan seperti biasa, termasuk santunan kematian, Serasi Kasih (makanan untuk lansia), Resos (bantuan modal untuk pengusaha kecil), serta alat bantu difabel berupa kursi roda, kaki tangan palsu, alat bantu dengar, dan sebagainya. Bantuan untuk orang terlantar juga tetap ada, seperti uang saku dan sandang,” terangnya.
Tahun ini, bantuan untuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang sebelumnya disalurkan melalui yayasan lain juga akan kembali diberikan, berupa bantuan makanan. Selain itu, seluruh panti asuhan di Kabupaten Semarang akan mendapatkan dana bantuan senilai Rp5 juta.
“Bantuan untuk Karang Taruna setiap kecamatan juga tetap dilaksanakan tanpa adanya pemotongan anggaran,” urainya.
Sebagai upaya efisiensi operasional, pihaknya akan bekerja sama dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Jika sebelumnya Dinsos mengirimkan 4 hingga 5 orang pegawai, kali ini hanya akan mengirimkan 1 hingga 2 orang saja untuk penyaluran bansos.
“Nanti teman-teman TKSK yang akan membantu dalam pengkondisian di lapangan,” paparnya.
Terkait besaran efisiensi yang akan diterapkan, pihaknya belum mengetahui angka pastinya, namun optimis bahwa Bupati Semarang akan bijaksana dalam memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah pengantaran makanan untuk lansia yang tetap diprioritaskan dan tidak akan dipangkas, meskipun anggaran operasional di kantor akan mengalami pemotongan.
“Untuk bantuan santunan kematian, kami anggarkan 1.000 orang setahun. Bantuan lainnya termasuk Serasi Kasih untuk 127 lansia, Resos untuk 200 orang, serta alat bantu sesuai kebutuhan, seperti 120 kursi roda, 10 kaki tangan palsu, dan kendaraan roda 3 untuk disabilitas yang memiliki usaha,” imbuhnya.
Istichomah berharap agar anggaran APBD yang tersedia dapat mencukupi. Namun jika tidak, pihaknya akan meminta dukungan dari Kementerian Sosial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (win)