UNGARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang kembali memperpanjang penutupan pasar hewan. Sedianya, pasar hewan yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Semarang akan dibuka pada tanggal 21 Juni 2022, namun melihat perkembangan peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak ruminansia maka penutupan diperpanjang hingga 4 Juli 2022.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, hingga Minggu (19/6/2022) jumlah hewan ternak yang terindikasi PMK mencapai 2.267 ekor yang terdiri dari 120 ekor sapi, 1.244 ekor sapi perah, 850 ekor sapi potong, 9 ekor kambing, 16 ekor domba dan 28 ekor kerbau.
INFOGRAFIS
Bupati Semarang Ngesti Nugraha menuturkan penutupan pasar hewan di Kabupaten Semarang terpaksa diperpanjang karena melihat situasi perkembangan penyebaran PMK menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Kita melihat beberapa daerah lain termasuk Jawa Timur, pasar hewan juga ditutup. Takutnya kalau pasar (hewan) kita buka, hewan dari daerah luar Kabupaten Semarang masuk dan membuat angka penularan PMK tinggi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (20/6/2022).
Seiring dengan perpanjangan penutupan pasar hewan tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Semarang itu menganjurkan masyarakat yang hendak mencari hewan kurban untuk membeli secara langsung ke kandang peternak.
“Bisa lewat online untuk meminimalkan kontak langsung ke hewan. Nanti bisa koordinasi ke Dispertanikap, maka akan diarahkan ke lokasi yang menyediakan hewan kurban yang sehat,” jelasnya.
Mengenai tata laksana Idul Adha nanti, dikatakan Ngesti pihaknya segera menggelar rapat koordinasi dengan Dispertanikap, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seluruh pihak terkait lainnya.
“Termasuk boleh atau tidak membawa hewan kurban untuk ditaruh di sekitar lingkungan masjid sebelum disembelih,” katanya.
Terkait upaya vaksinasi PMK, Ngesti menambahkan pihaknya sudah mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat. Sehingga saat ini masih menunggu pelaksanaannya.
“Prioritas yang akan divaksinasi adalah hewan yang sehat dulu sebagai upaya proteksi. Mengenai kapan dan dosisnya masih menunggu pemerintah pusat,” tandasnya. (win)