RASIKAFM.COM | Pemalang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengintruksikan bupati hingga kepala desa melaporkan data locus intervensi kemiskinan ekstrem setiap pekan. Instruksi tersebut diberikan saat Ganjar memberikan arahan kepada bupati, OPD, camat, dan kepala desa Kabupaten Pemalang dan Brebes di Pendopo Kabupaten Pemalang, Selasa (24/1/2023).
Saat memberi arahan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting untuk Pemalang dan Brebes, Ganjar merinci, kepala desa bertugas mendata lalu disupervisi camat dan pihak kabupaten/kota menghimpun data yang didapat untuk dilaporkan secara mingguan. Menurutnya, untuk menekan angka kemiskinan ekstrem langkah yang dilakukan adalah menentukan locus dan mendesain intervensi.
Dua hal itu ditentukan dengan pendekatan individual dan kolektif. Dalam hal kepala desa menjadi ujung tombak penentuan sasaran intervensi. “Satu, kades memastikan warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem dan miskin tidak ekstrem. Datanya kita pastikan dulu. Dua, kondisi riil itu perlu intervensi apa,” jelasnya.
Intervensi tersebut terbagi lagi dalam dua poin. Pertama, intervensi yang sudah diprogramkan. Kedua, intervensi yang belum diprogramkan. “Yang sudah diprogramkan itu sumber keuangannya dari mana. Nah yang belum akan kita carikan. Untuk yang kita carikan ini macam-macam apakah nanti kita akan menggunakan CSR, Baznas, atau sumbangan dari banyak pihak untuk coba kita dorong. Nanti kita akan bantu,” lanjut dia.
Setelah memastikan warga yang masuk kategori miskin ekstrem dan miskin tidak ekstrem, langkah berikut adalah pendataan. Dalam data tersebut disebutkan secara detail mengenai indikator-indikator. Misal untuk kemiskinan ekstrem diukur juga pengeluaran tiap bulan dan lainnya.
“Kalau kemiskinan ekstrem itu diukur pengeluaran mereka Rp 400 ribu, bagaimana kemudian pengeluarannya lebih dari itu sehingga nanti secara indikator itu akan bertemu. Hasil analisis sementara kita oiya mereka tidak bekerja maka mereka butuh pekerjaan. Bagaimana cara bekerja cepat,” jelasnya.
Terkait pekerjaan ini, intervensi yang dilakukan adalah memetakan perusahan yang ada di Pemalang dan Brebes. Ganjar mengajak perusahaan agar memberikan lapangan pekerjaan bagi warga dari keluarga miskin ekstrem.
“Ternyata mereka mau menerima bahkan kemudian yang unskill pun mau diterima, tapi jangan dong memberikan kepada perusahaan kok yang unskill, pemerintah harus melatih. Maka perusahaan-perusahaan ini kita ajak bekerjasama agar menerima mereka-mereka yang tidak bekerja dan berada dalam keluarga miskin ekstrem,” kata Ganjar.
Intervensi terakhir yang dilakukan adalah memberikan akses pendidikan kepada anak dari keluarga miskin. Akses sekolah sangat dibutuhkan karena rata-rata indikator kemiskinan adalah mereka tidak sekolah.
“Maka saya minta cari orangnya dalam tanda petik harus berangkat ke sekolah, kami memberikan fasilitasnya. Mudah-mudahan dari SMK Jateng ada tiga terus tambah 15 jadi ada 18, mereka bisa kita titipkan ke sana. Dengan kebijakan, harapan kita mereka bisa sekolah, kemudian indikator kemiskinannya bisa kita selesaikan,” terang Ganjar.