RASIKAFM.COM |UNGARAN - Permasalahan air bersih dan pengelolaan sampah di kawasan Desa Samban, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang membutuhkan perhatian ekstra. Pasalnya, hampir sebagian besar wilayah tersebut merupakan kawasan industri.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Samban, Maduri. Diakuinya air bersih menjadi masalah nomor satu yang banyak dikeluhkan masyarakat.
“Jujur saya mumet, semuanya usul ke tempat saya. Apalagi kalau musim kemarau pasti kekurangan air bersih,” ungkapnya ditemui usai acara penanaman pohon dan pembuatan biopori yang dilaksanakan bersama Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dalam rangka Hari Air dan Hutan Internasional di lapangan Desa Samban, belum lama ini.
Menurut Maduri, usulan untuk pembuatan sumur sudah pernah disampaikan. Akan tetapi jika melihat kondisi di lapangan, maka jumlah sumur yang dibutuhkan akan sangat banyak.
“Hal itu tentu tidak memungkinkan. Maka kami berharap dengan kegiatan ini bisa mengembalikan fungsi tanah sekaligus menjaga kelestarian sumber daya air,” imbuhnya.
Camat Bawen Gunadi menjelaskan selain masalah air bersih, masalah sampah juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Dihitung saja ada berapa karyawan pabrik yang setiap hari berangkat dan pulang kerja. Itu semua juga menghasilkan sampah dari makanan, baik plastik maupun kertas,” ungkapnya.
Diakuinya, terkadang ia menjumpai orang yang membuang sampah sembarangan. Padahal telah disediakan tempat sampah komunal. Ini yang menurutnya perlu tindak lanjut agar kondisi lingkungan tidak semakin parah.
“Tadi pihak CCEP Indonesia menyampaikan akan membantu pengolahan sampah sebagai bentuk komitmen pelestarian lingkungan. Selain itu sesuai perintah Bupati Semarang, setiap kecamatan untuk menyediakan minimal satu bank sampah, ini juga sudah kami lakukan,” tuturnya.
Sementara Lucia Karina, Public Affairs & Communications Sustainability (PACS) Director CCEP Indonesia menerangkan total ada 100 titik biopori yang dibuat dan 1.200 bibit pohon buah unggulan yang ditanam secara gotong royong oleh perwakilan pemerintah, masyarakat, pelajar, dan CCEP Indonesia.
“Edukasi pelestarian air, merupakan bagian dari rencana keberlanjutan This is Forward, khususnya komitmen CCEP Indonesia dalam pengelolaan dan menjaga sumber daya air untuk generasi mendatang,” ungkapnya.
Inisiatif ini, lanjut Lucia, diharapkan dapat membangkitkan semangat masyarakat di daerah lain dalam melestarikan lingkungan tempat mereka tinggal.
“Kita perlu mengubah cara dalam menggunakan, mengkonsumsi, dan mengelola air dalam kehidupan kita sehari-hari, langkah kecil yang kita lakukan secara bersama dan berkelanjutan, akan memberi dampak yang besar,” paparnya.
Sebagai informasi, upaya pelestarian lingkungan melalui adopsi bibit pohon, merupakan bagian dari program Coca-Cola Forest yang telah berjalan sejak tahun 2016 lalu. Sekitar 10.000 bibit pohon telah diadopsi setiap tahunnya oleh masyarakat sebagai langkah penanggulangan bencana seperti tanah longsor, erosi, kekeringan dan kebakaran hutan. (win)