UNGARAN – Puluhan bangkai kambing ditemukan di aliran Kali Serang, Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Selasa (21/6/2022). Bangkai-bangkai tersebut diketahui oleh warga setempat yang melintas di atas jembatan Kali Serang. Saat ditemukan, kondisi bangkai yang sebagian besar telah kembung pada bagian perutnya tersangkut di antara bebatuan sungai.
Kepala Desa Susukan Joni Anwar mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari Kepala Dusun setempat perihal penemuan bangkai kambing tersebut. Setelah mendapatkan laporan, pihaknya segera menghubungi Polsek dan Koramil Susukan serta Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Susukan untuk melakukan pengecekan ke lokasi.
“Info awal yang kami terima jumlahnya ada 50 ekor, semuanya bangkai kambing,” jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (21/6/2022).
Petugas yang terjun ke lokasi segera melakukan upaya penyisiran dibantu warga. Sebab diduga masih banyak bangkai yang belum ditemukan karena terbawa arus sungai.
“Jumlahnya kemungkinan masih banyak, ini masih dilakukan penyisiran hingga ke hilir sungai,” terangnya.
Mengenai asal muasal bangkai kambing tersebut, menurut Joni berasal dari luar Desa Susukan mengingat peternak di wilayahnya adalah peternak dengan skala kecil. Apalagi wilayahnya juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Boyolali. Ditambah, ada warga yang menyebutkan melihat sebuah kendaraan jenis truk yang parkir di atas jembatan pada Senin (20/6/2022) malam.
“Kami belum tahu pasti apakah truk itu mengangkut bangkai kambing lalu dibuang ke sungai atau tidak. Masih dilakukan penelusuran oleh pihak berwajib,” ungkapnya.
Terkait indikasi PMK pada bangkai kambing, pihaknya belum bisa memastikan sebab masih menunggu penyisiran, evakuasi dan pengecekan selesai.
“Ini kami masih kesulitan evakuasi, karena jumlahnya banyak dan posisinya tersebar. Setelah rampung, baru kita cek apakah indikasi PMK dan sebagainya,” imbuhnya.
Joni mengimbau bagi warga yang memiliki hewan ternak untuk selalu berkoordinasi dengan Satgas PMK setempat. Jika mengetahui ada hewan yang memiliki gejala klinis, harus segera melapor agar segera mendapat tindakan.
“Sehingga bisa ditangani dan mendapatkan pengobatan. Jika terpaksa ada hewan yang mati, jangan dibuang ke sungai,” tegasnya. (win)