UNGARAN – Rekaman suara tentang adanya korban jiwa dan kerugian material akibat rentetan gempa di Ambarawa dan Salatiga beredar viral di masyarakat. Rekaman berdurasi 25 detik itu berisi kalimat, “Assalamualaikum, Ndan Umam, Ndan Anam dan teman-teman semuanya, malam ini dapat informasi untuk kelurahan Muncul di Banyubiru sudah terjadi beberapa rumah roboh dan meninggal dunia satu dan beberapa korban dilarikan ke rumah sakit. Info terkini, sugeng ndalu”.
Menanggapi info di rekaman suara itu, Kapolsek Banyubiru Iptu Subhan mengatakan pihaknya sudah melakukan patroli ke lokasi bersama perangkat desa, tokoh masyarakat dan pelaku wisata, ternyata hasilnya nihil.
[irp posts=”27816″ name=”Gempabumi Tektonik M 3.0 Mengguncang Salatiga”][irp posts=”28093″ name=”Pasca Gempa, Tidak Ada Bangunan Rusak di Salatiga”]
“Info dalam rekaman suara itu dipastikan tidak benar. Lagipula di Banyubiru tidak ada desa Muncul, yang ada dusun Muncul, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,” ungkap Subhan, Senin (25/10/2021).
Dijelaskan rekaman suara yang tidak diketahui siapa pembuatnya itu sempat membuat pelaku wisata mengurungkan niat berwisata ke Rowoboni. Hal ini menurut Subhan disesalkan banyak pihak terutama pelaku usaha di tempat wisata.
“Beredar juga rekaman klarifikasi dan permintaan maaf bahwa info korban jiwa dan material itu tidak benar, namun kami masih melacak pembuatnya siapa,” jelasnya.
Terkait gempa yang terjadi di Kabupaten Semarang dan sebagian Salatiga pada dua hari terakhir ini, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono melalui akun Twitternya menjelaskan gempa tersebut adalah gempa swarm.
Gempa swarm, ungkapnya, adalah serangkaian aktivitas gempa yang bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat sering dan relatif lama di suatu kawasan. Gempa swarm terjadi tanpa ada gempa utama (mainshock), seperti pada umumnya gempa utama lebih besar kekuatannya dibandingkan gempa susulan.
Gempa yang dimulai Sabtu (23/10/2021) sekitar pukul 00.32 WIB tersebut hingga Senin (25/10/2021) ini sudah terjadi 34 kali.
Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy meminta masyarakat tidak panik serta tidak mudah termakan berita hoaks terkait rentetan gempa tersebut. Masyarakat juga dihimbau tidak mudah menciptakan kegaduhan atau menyebar pesan yang belum diketahui kebenarannya.
“Pemerintah sudah mempunyai SOP terkait penanganan gempa dan bencana alam lainnya. Institusi Polri melalui Polres, Polsek dan Bhabinkamtibmas akan melakukan patroli dan pelaporan terkait rentetan gempa dan dampak yang diakibatkannya. Untuk masyarakat dihimbau tetap tenang dan waspada,” tegasnya. (win)