Merti Desa Kemetul, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah disemarakkan ribuan warga dan pelajar. Merti desa digelar setahun sekali namun selama 2 tahun sebelumnya tidak diadakan karena pandemi Covid-19.
Tahun ini mulai diadakan kembali dengan melibatkan semua unsur masyarakat Desa Kemetul. Bupati Semarang Ngesti Nugraha dalam sambutanya menyatakan, dengan kegiatan karnaval merti desa pihaknya mendukung, diharapkan semoga dengan merti desa dapat membawa kemajuan Desa Kemetul dan masyarakat diberi ketentraman.
“Karena Covid-19 masih ada kegiatan tetap menaati protokol kesehataan,” jelas Bupati, Sabtu (13/8).
Masih dalam rangkaian menyemarakkan Merti Desa Kemetul juga digelar pagelaran pementasan wayang kulit dengan dalang Ki Bagong Darmono. Ada penilaian dari dewan juri dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, pemenang kirap akan mendapat tropi dan uang pembinaan.
Sementara Kepala Desa Kemetul Agus Sudibyo mengatakan, merti desa sudah berlangsung secara turun temurun ratusan tahun. Kirap warga disebut jolenan yang berarti ojo lali (jangan lupa) atas karunia Tuhan atas limpahan panen raya dan hasil bumi
“Jolenan digelar setelah musim panen kretek, yaitu panen dimusim kemarau. Ini sudah tradisi desa secara turun temurun,” tandasnya.