RASIKAFM.COM | UNGARAN – Tidak ada usaha yang sia-sia. Ungkapan ini barangkali tepat menggambarkan kisah inspiratif Legiman (66) seorang warga Glagahombo, Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang yang selama puluhan tahun menabung dari hasil mengumpulkan sampah dan bekerja keras, hingga akhirnya bisa menunaikan ibadah haji bersama sang istri.
Bermula dari tahun 1986, pria sederhana ini memulai kebiasaan menabung hanya Rp1.000 sehari di bank. Tak pernah sepeser pun uang itu ia ambil untuk keperluan lain.
“Niatnya sejak awal memang untuk haji. Kalau ada rezeki lebih, saya tambahkan. Kadang Rp50 ribu, Rp200 ribu, kadang hasil dari jualan botol bekas dan sampah kertas,” ujarnya ditemui di kediamannya, Selasa (29/4/2025).
Hingga tahun 2012, tabungannya telah mencapai Rp55 juta. Saran dari petugas bank pun meyakinkannya untuk segera mendaftar haji bersama istri. Proses panjang dimulai. Ia harus menunggu antrian selama lebih dari satu dekade, bahkan sempat diperkirakan baru bisa berangkat tahun 2026. Namun tak disangka, rezeki datang lebih cepat. Ia mendapat kuota cadangan dan dipastikan berangkat pada Mei tahun ini.
“Alhamdulillah, Allah kasih kemudahan tahun ini bisa berangkat,” ucapnya tulus.
Meski pekerjaan utamanya hanya sebagai pengambil sampah dari sekitar 50 rumah warga, dengan penghasilan sekitar Rp2 juta per bulan, ia tidak pernah mengeluh. Bahkan ketika ditawari bantuan, ia menolaknya dan lebih memilih hidup dari jerih payah sendiri.
Persiapannya pun sederhana, yakni menjaga kesehatan dan mengistirahatkan tubuh menjelang keberangkatan. “Sekarang libur dulu dari kerja, biar badan tidak terlalu capek. Tapi ya, fisik tetap harus dijaga,” katanya.
Setelah kembali dari Tanah Suci, ia belum tahu akan berhenti memungut sampah atau tidak. “Lihat nanti, sekarang cari kerja susah. Jadi dijalani saja,” tutupnya.
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang Titik Halimah mengungkapkan bahwa Legiman sebagai jemaah istimewa.
Legiman dan istrinya merupakan satu di antara jemaah cadangan masuk porsi terkecil, sehingga berangkat haji setahun lebih cepat dari yang terjadwal pada 2026. Menurut Titik, itu adalah perjuangan panjang yang berbuah manis.
“Dalam keterbatasan ekonomi, Legiman tetap sabar dan konsisten menyisihkan sebagian kecil dari upahnya yang awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup mendesak.
Karena izin Allah dan mendapatkan dukungan dari anaknya, kini musim haji 2025, impian dia bersama istrinya menjadi nyata untuk bersama-sama menunaikan rukun Islam ke-lima di tanah suci,” terangnya. (win)