RASIKAFM.COM | TENGARAN – Jelang hari jadi ke-504 Kabupaten Semarang, ratusan desa di Kabupaten Semarang melakukan tradisi Susuk Wangan. Yakni tradisi pengambilan air dari mata air yang akan digunakan sebagai sarana jamasan pusaka Kabupaten Semarang. Tradisi Susuk Wangan salah satunya dilakukan di Sumber Mata Air Senjoyo, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Camat Tengaran Sri Sulistyorini menjelaskan, tradisi Susuk Wangan ini dilakukan dengan prosesi pengambilan air. Selain itu, prosesi diawali dengan pembersihan sungai, pelepasan, burung, dan pelepasan ikan.
“Ini sebagai bukti upaya pelestarian lingkungan hidup. Juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas nikmat air yang diberikan kepada suruh masyarakat,” katanya kepada rasikafm.com Selasa (11/2/2025).
Diakuinya, tradisi ini digelar setiap setahun sekali. Untuk acara kali ini air yang diambil tersebut berasal dari tujuh sumber mata air yang ada di Senjoyo. Sedangkan desa yang lain melakukan tradisi di sumber mata air daerah masing-masing.
“(Air ini) Nanti dijadikan satu, dengan air lain dari 14 desa dikecamatan Tengaran dan akan di-kirab-kan secara bersama-sama secara bergantian dari kecamatan hingga rumah dinas Bupati Semarang,” jelas Sulistyorini.
Dikatakan, makna dari acara Susuk Wangan adalah pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan hidup. Sehingga alam dan lingkungan tetap lestari dan memberikan manfaat.
“Ini sebagai wujud kami untuk memelihara sumber mata air Senjoyo ini,” jelasnya.
Diungkapkan, acara Susuk Wangan ini secara keseluruhan dilakukan di 208 desa di wilayah Kabupaten Semarang. Nantinya air tersebut akan digunakan sebagai bahan jamasan pusaka Kabupaten Semarang.