RASIKAFM.COM|SEMARANG – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Tengah menyebut terorisme masih berpotensi menjadi ancaman ketika Natal 2022 dan perayaan malam pergantian tahun baru 2023 (Nataru) di Jawa Tengah.
Untuk itu, saat Nataru tiba BIN Jateng pastinya akan turun langsung melakukan pengawasan dan pengamanan di objek-objek vital seperti tempat ibadah terutama gereja.
Kepala BIN Daerah Jateng, Brigjen TNI Andi Sulaiman meminta semua pihak untuk turun tangan dalam memberantas paham radikalisme. Dirinya juga meminta kepada masyrakat manakala menemukan kegiatan yang mencurigakan yang tidak sesuai dengan Pancasila untuk melaporkan ke pihak terkait.
“Personel yang diturunkan (di lapangan untuk pengamanan) tidak sebanding dengan jumlah penduduk Jateng, maka perlu kerjasama semua pihak,” ujar Brigjen Andi di Rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Tengah, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu (20/12/2022).
Kegiatan pengawasan dan pengamanan terhadap seluruh objek vital maupun tempat ibadah pastinya perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Selain kelompok teroris, Andi menyebut aksi kelompok intoleran juga perlu diwaspadai bisa mengganggu kenyamanan peringatan dan perayaan Nataru ini.
“Kelompok intoleran banyak menggunakan medsos, melakukan provokasi-provokasi. Mereka kecil kemungkinan menggunakan kegiatan lapangan. Maka kita harus cerdas bermedsos,” bebernya.
Tak kalah penting, momentum Nataru membuat permintaan bahan pokok meningkat. Hal ini karena rawan dimanfaatkan untuk melakukan penimbunan yang dapat menimbulkan kelangkaan dan membuat harga bahan pangan naik.
Disisi lain, Andi kejadian bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung adalah bukti nyata masih adanya ancaman teror. Rata-rata pelaku adalah mantan narapidana teroris (napiter).
“Ini mengindikasikan masih aktifnya pergerakan jaringan teror di wilayah Solo Raya, rata-rata (mereka) mantan napiter,” paparnya.
Dari data dari BIN yang dipaparkan, sampai 18 Desember 2022 di wilayah Jawa Tengah terdapat 248 mantan napiter dengan rincian 244 laki-laki dan 4 perempuan. Dari data tersebut, 79 mantan napiter di antaranya masih memiliki pemahaman radikal yang tinggi.
Selain itu, di Jawa Tengah juga masih terdapat 49 orang deportan dan 6 foreign terrorist fighters (FTF). Apalagi menjelang Nataru mantan napiter di Jateng pada umumnya telah memiliki agenda internal baik dalam bentuk konsolidasi maupun kajian rutin.
Sementara Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Abioso Seno Aji juga mengakui terorisme masih jadi ancaman perayaan Nataru di Jawa Tengah. “Karena kapan waktunya, sasarannya, acak. Kita sudah ikuti ke mana larinya mereka, kadang juga terputus,” kata Abi.
Abi menerangkan, pada momen Nataru ini pihaknya menggelar Operasi Lilin Candi. Digelar selama 11 hari, mulai 22 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Personel Polri yang diturunkan 18.145 orang dan jumlah ini nantinya masih akan bertambah dari TNI dan instansi terkait.
“Nataru ini lokasi dan waktunya sama, tempatnya mungkin yang bertambah (perayaan). Tetapi dinamikanya belum tentu sama,” katanya.
Dia menyebut berbagai objek vital jadi prioritas pengamanan, di antaranya Bandara, Pelabuhan, Terminal hingga gereja-geraja di Jawa Tengah. Sebelum perayaan Natal pastinya akan dilakukan sterilisasi oleh kepolisian.