RASIKAFM.COM | SALATIGA – UKSW kembali torehkan prestasi melalui tiga proposal inovatif yang berhasil lolos dalam program Dana Padanan Kedaireka 2024 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) baru-baru ini. Program ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dalam menciptakan solusi berbasis teknologi yang berkelanjutan dan aplikatif di Masyarakat.
Tiga inovasi unggulan UKSW yang berhasil meraih pendanaan ini mencakup berbagai bidang penting, yakni energi, lingkungan, dan kecerdasan buatan (AI), dengan melibatkan para peneliti terbaik dari universitas dalam proyek-proyek ini. Prestasi ini semakin mengukuhkan visi UKSW sebagai entrepreneurship research university.
Dalam proyek yang diketuai oleh Dr. Andreas Setiawan ini mengusulkan teknologi terbaru bernama “Photoacoustic Enhanced Atmospheric Water Generator (PAWG)”, yang bertujuan untuk menyediakan sumber air bersih dari udara dengan energi yang lebih efisien.
Bersama tim yang terdiri dari Prof. Didit Budi Nugroho, Cucun Alep Riyanto, dan Hartanto Kusuma Wardana, Andreas membuat teknologi menggunakan material adsorpsi dan metode fotoakustik inframerah yang mampu mengekstraksi air tanpa menggunakan sistem pompa mekanik atau bahan kimia berbahaya.
“Teknologi ini sangat penting, terutama dalam konteks penurunan kualitas air di berbagai wilayah Indonesia. Kami berupaya untuk menciptakan solusi hemat energi yang bisa membantu masyarakat di daerah kering mengakses air bersih,” ujar Dr. Andreas saat diwawancara, Senin (09/09/2024).
Dalam uji coba awal, PAWG menunjukkan potensi besar dalam menghasilkan air berkualitas tinggi dengan konsumsi energi yang jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional. Inovasi ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi krisis air bersih yang diprediksi akan meningkat pada tahun-tahun mendatang, terutama di daerah-daerah yang rentan kekeringan. Proyek ini tentunya selaras dengan komitmen UKSW mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 6 Clean Water and Sanitation dan SDGs 7 Affordable and Clean Energy.
Proyek lainnya dipimpin oleh Dr. Hanna Arini Parhusip, menciptakan Ness-App, sebuah aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk menilai kualitas sarang burung walet.
Aplikasi ini merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak dalam industri sarang burung walet, terutama dalam proses pemilahan dan klasifikasi sarang yang sering kali memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan manual.
“Ness-App memanfaatkan algoritma deep learning yang diterapkan pada perangkat mobile, memungkinkan penilaian kualitas sarang burung walet menjadi lebih cepat dan akurat hingga 90 persen dengan tingkat kesalahan yang jauh lebih rendah dibandingkan metode tradisional,” jelas Dr. Hanna.
Dengan potensi ekspor yang terus meningkat, Ness-App diharapkan akan memberikan dampak besar pada produktivitas petani walet di Indonesia, yang merupakan salah satu produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Lebih lanjut, tim Ness-App tengah mengembangkan inovasi lanjutan dengan nama Cabin AI-Walet, yang akan mempercepat proses penilaian tanpa menggunakan perangkat mobile.
Proyek ketiga yang diketuai oleh Prof. Dr. Kristoko Dwi, berfokus pada pengembangan smart monitoring transformer berbasis deep learning. Bersama timnya, menciptakan sebuah sistem yang mampu memantau kondisi transformator secara real-time dan mendeteksi potensi anomali atau kerusakan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Keberhasilan tiga proposal ini tidak hanya membawa dampak positif bagi UKSW, tetapi juga bagi industri yang menjadi mitra dalam proyek-proyek ini. Program Dana Padanan Kedaireka memberikan dorongan signifikan bagi para peneliti untuk terus berinovasi, mengembangkan teknologi yang relevan, dan berkontribusi dalam upaya menyelesaikan tantangan-tantangan besar yang dihadapi masyarakat.