RASIKAFM.COM | SALATIGA - Tumbangkan Kota Kediri, Salatiga berhasil membuat tahu setebal 65 centimeter dan tercatat di Rekor MURI tingkat Dunia dengan nomor nomor 11.705, Sabtu (22/7).
Hebatnya lagi, tahu yang dibuat Salatiga menggunakan mesin dengan kemasan pabrik tahu modern higienis satu-satunya di Indonesia.
Sebelumnya, Kota Kediri selama 20 tahun berturut-turut tidak terpecahkan untuk kategori yang sama. Namun, pada akhirnya Salatiga berhasil meruntuhkan rekor Kediri.
Tebal tahu yang dibuat Salatiga sempat mengalami penyusutan setelah dua kali diukur oleh Tim MURI.
“Pihak penyelenggaran mengajukan ukuran ke MURI lebar dan panjang 1 m dan tebal 76 cm sesuai dengan hari ulang tahun koperasi, namun diukur dua kali mengalami penyusutan. Namun meski hasilnya setebal 65cm tetap mampu melampaui rekor sebelumnya,” kata Sri Widayati Representative MURI mewakili Owner MURI, Jaya Suprana usai melakukan penilaian di Halaman Rumah Rakyat Gedung DPRD Salatiga.
Tampak hadir dalam pemecahan Rekor MURI ini Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit, Pj Wali Kota Sinoeng N Rachmadi, Deputi Bidang Koperasi dari Kementerian Koperasi RI, Sekda Salatiga Wuri Pudjiastuti, perwakilan Pengurus Primkopti se Indonesia, Kepala OPD di lingkungan Pemkot Salatiga dan pengrajin tempe tahu di Salatiga.
Dikatakan Widayati, prestasi Kota Salatiga kalo ini akan dicatat di MURI dan menambah daftar rekor sebelumnya.
Tercatat, MURI pernah mencatatkan 11 rekor telah kita catat untuk menunjukkan karya masyarakat Indonesia.
Beberapa rekor MURI milik Salatiga seperti enting terpanjang, gula kacang terpanjang, teklek terbesar, gunungan sayur tertinggi, tempe terpanjang, replika gunungan wayang dari botol air mineral, minum ronde terbanyak, dan beberapa rekor lain.
“Dan kali ini dalam rangka peringatan hari koperasi dan hari jadi ke-1273 Salatiga Salatiga kembali mencetak rekor Dunia dan Rekor MURI, semoga warga semakin sejahtera,” ucapnya.
Tak lupa, Widayati juga mengucapkan selamat atas diresmikan berhasil menciptakan rekor MURI kali ini.
Ketua Primkopti Handayani Salatiga yang juga Ketua Primkopti Jateng Sutrisno Supriyantoro menambahkan, ihwal pembuatan Rekor MURI Tahu Tertebal oleh Kota Salatiga melihat kemunduran dan ketidaksemangatan para pengrajin serta anggota koperasi tahu tempe.
“Lantas kami berupaya membangkitkan dengan rekor MURI. Kami. Bahkan dengan persiapan 7 bulan dengan memanggil khusus 15 pengrajin tahu serta Badan Pengawas, kami sebelumnya telah melakukan uji coba sebanyak tiga kali. Dan semuanya tidak jadi alias gagal,” ucap Sutrisno.
Kegagalan pada uji coba itu, diakui dia karena terlalu terburu-buru membuka. Padahal harusnya ditunggu hingga tiga hari lamanya.
“Bahan baku yang kami gunakan sebanyak 300 kilogram kedelai impor. Selama tiga hari harus diendapkan terlebih dahulu tentunya dengan mesin modern yang kami miliki serta higienis. Ini adalah pabri tahu higienis satu-satunya di Indonesia yang ada di Salatiga,” pungkas dia.
Harapannya, dengan adanya Rekor MURI ini diakui Sutrisno dapat mendongkrak harga jual tempe tahu di Salatiga