RASIKAFM.COM | UNGARAN – Meski dalam beberapa hari terakhir intensitas hujan di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Semarang tampak menurun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Pasalnya, pada awal November ini curah hujan di wilayah Jawa Tengah, termasuk Semarang, masih berpotensi tinggi dan dapat kembali disertai cuaca ekstrem.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Giyarto, menjelaskan bahwa saat ini wilayah Jawa Tengah tengah memasuki fase penurunan curah hujan atau subsidensi. Namun kondisi tersebut bersifat sementara.
“Pada awal November ini memang terjadi penurunan curah hujan di beberapa wilayah Jawa Tengah, tetapi intensitasnya diperkirakan akan meningkat kembali dalam waktu dekat,” ujar Giyarto, Selasa (4/11/2025).
Ia menyebut, secara klimatologis periode Oktober hingga Desember merupakan masa dengan sifat hujan di atas normal di sebagian besar wilayah Jawa Tengah. Beberapa faktor atmosfer seperti konvergensi angin dan gangguan di wilayah ekuator masih berpotensi memicu pembentukan awan hujan dalam skala besar.
“Setelah periode subsidensi ini, potensi terbentuknya awan konvektif besar akan meningkat. Awan-awan ini bisa menimbulkan hujan lebat, petir, bahkan angin kencang dalam durasi singkat,” tambahnya.
BMKG mencatat, perlambatan konvektivitas di lapisan atmosfer dapat memicu munculnya awan kumulonimbus, yang kerap menjadi pemicu cuaca ekstrem. Karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan hujan deras, banjir, maupun tanah longsor di wilayah rawan.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem susulan, terutama di daerah dengan topografi perbukitan dan sistem drainase yang kurang baik,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menjelaskan berkaitan dengan cuaca ekstrem ini Kabupaten Semarang memiliki sejumlah wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi.
Wilayah lereng gunung seperti Banyubiru, Getasan, Sumowono, dan Jambu berpotensi mengalami longsor. Sedangkan Suruh, Bringin, Bancak, dan Kaliwungu rawan puting beliung, sedangkan banjir kerap melanda Ungaran, Ambarawa, Tuntang, Getasan, dan Susukan.
“Kami sudah menyiagakan personel dan peralatan bersama unsur TNI, Polri, serta relawan kebencanaan. Sistem peringatan dini manual juga telah dibangun untuk memperkuat sinergi komunikasi dan penanganan,” tuturnya. (win)