RASIKAFM.COM | SALATIGA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia (Kemdukbangga – BKBN) terus berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait dengan dukungan pencegahan stunting.
Karena selain pemenuhan gizi anak sekolah, setiap SPPG harus mengalokasikan 10 persen bagi pencegahan stunting dengan sasaran para ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui) dan juga balita non paud.
Kepada wartawan, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Indonesia, Isyana Bagoes Oka Memastikan hal ini saat menyambangi rumah penerima manfaat MBG 3B di lingkungan Perumahan Tegalrejo Permai. Kota Salatiga, Selasa 25 November 2025.
Dalam kunjungan kerja kali ini, Isyana melihat langsung aktivitas penyiapan MBG di Dapur SPPG Argomulyo. Ia melihat distribusi MBG 3B (bumil, busui dan balita non paud) di Posyandu Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga. Saat kunjungan didampingi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga serta Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga.
Isyana mengatakan, saat ini Kemendukbangga- BKKBN terus melakukan komunikasi intens dengan BGN untuk mendorong agar setiap SPPG yang belum mengalokasikan MBG 3B segera mengalokasikan.
Kota Salatiga ini, dari 11 SPPG yang sudah operasional, sebagian SPPG di antaranya sudah mengalokasikan MBG 3B, salah satunya di SPPG Argomulyo.
Namun ia mengakui dalam program ini ada proses. Karena di Kota Salatiga operasional SPPG memang baru mulai pada bulan Agustus 2025 lalu.
Maka juga harus dipastikan SOP-nya berjalan dengan baik. Sehingga MBG yang disajikan untuk anak- anak, ibu hamil dan juga ibu menyusui benar- benar makanan yang sehat, bersih dan berkualitas.
“Karena sesuai dengan program Presiden Prabowo. Untuk bisa memastikan penyiapan generasi emas sejak dalam kandungan lanjut dengan masa tumbuh kembang,” tandasnya.
Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan mengungkapkan, karena MBG program Pemerintah Pusat, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akan ikut mendorong tiap SPPG mengalokasikan 10 persen untuk MBG 3B.