RASIKAFM.COM | SALATIGA – Persoalan sampah menjadi satu masalah yang saat ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Menurut data KLHK, jumlah timbunan sampah Indonesia per tahun mencapai 64 juta ton. Terdiri dari 9 juta ton merupakan sampah plastik yang tidak mudah terurai. Sampah yang tidak terolah mencapai 39% atau setara dengan 13,4 juta ton.
Berkaca dari permasalahan tersebut, siswa SMP Stella Matutina, Kota Salatiga, Jawa Tengah mencoba untuk bereksperimen. Siswa diminta untuk mengumpulkan sampah plastik di rumahnya selama satu bulan. Hasilnya, Rata-rata mereka mengumpulkan 30 kilogram sampah plastik.
Virene Iri Salah seorang guru mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi siswa secara langsung tentang permasalahan sampah. Pihaknya tidak hanya menyampaikan data kepada siswa, namun juga langsung praktek dari sampah di rumah masing-masing.
“Kami ajak anak anak untuk mengetahui persoalan sampah, sekaligus membaca data, sehingga anak anak menjadi sadar isu sampah menjadi persolaan yang segera harus diatasi,” kata Virine.
Dijelaskan, sebagian sampah yang dibawa oleh siswa itu ditimbang dan hasilnya menunjukan bahwa jumlah sampah terbesar dihasilkan dari sampah tas plastik sisa belanja rumah tangga dengan berat hampir 5 kilogram. Di posisi kedua adalah sampah botol air mineral dalam kemasan dari 9 merk ternama total beratnya mencapai 7,319 kilogram.
“Sedangkan botol minuman kemasan non air mineral Adalah 3,404 kilogram. kemasan makan dan produk rumah tangga lainnya mencapai 6,767 kilogram,” ungkap Virene.
Setelah memilah, menimbang dan kemudian mencatat, lanjut Virene, pihaknya juga memberikan edukasi cara mengolah sampah plastik tersebut. Dengan dibimbing oleh beberapa guru, anak anak mulai membuat beberapa produk yang bisa bermanfaat dengan menggunakan bahan baku limbah plastik.
“Ada beberapa produk yang dibuat seperti ecobricks dan beberapa produk lainnya. Anak-anak cukup antusias mengikuti aktifitas ini, karena mereka sadar bahwa merekalah nantinya pemilik bumi ini, maka bumi ini harus dirawat dan dijaga agar tetap lestari,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang siswa Rachel Agatha mengaku, tersadar jika persoalan sampah menjadi permasalahan yang serius untuk ditangani. Melalui kegiatan eksperimen dan praktek langsung ini, dirinya juga tahu bahwa sebagian besar sampah berasal dari plastik yang sulit untuk didaur ulang.
“Maka saya dan teman-teman menjadi sadar dan bisa berbuat mulai dari hal kecil, misalnya mengumpulkan, memilah dan kemudian mengubah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat,” kata Rachel.