UNGARAN – Desa Rembes, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang menjadi salah satu wilayah langganan yang terdampak kekeringan. Pada musim kemarau seperti saat ini, biasanya ditandai dengan menurunnya debit air di sumur milik warga maupun sumur di beberapa fasilitas umum lainnya.
Di SD Negeri 1 Rembes, para peserta didik bahkan diminta membawa 1 liter setiap hari ke sekolah untuk keperluan mereka. Hal itu dilakukan karena fasilitas pendidikan itu juga terkena dampak musim kemarau.
“Itu yang membuat kami miris. Tiap hari setiap murid diminta membawa air dalam botol,” ungkap Plt Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Mohamad Maskuri di Ungaran, Selasa (9/8/2022).
Dikatakan Maskuri, mereka sudah tidak memiliki akses air bersih di sekolah akibat menurunnya debit air sumur yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga para murid diminta untuk membawa air bersih dari rumah.
“Untuk itu kami telah menempatkan sebuah tandon air berkapasitas 5.000 liter di SDN 1 Rembes sekaligus juga melakukan droping air bersih di sekolah ini,” jelasnya.
Lebih lanjut Maskuri juga menyampaikan, sejauh ini belum ada desa di bebagai kecamatan yang mengajukan permohonan bantuan droping air bersih akibat dampak musim kemarin di wilayah Kabupten Semarang. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih guna mengatasi bencana kekeringan untuk tahun 2022 ini.
“Desa yang wilayahnya mengalami kekeringan dan kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari- hari bisa mengajukan permohonan bantuan droping air bersih kepada kami,” imbuhnya. (win)