RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pengurangan kuota pembelian susu sapi perah dari peternak di Kecamatan Getasan oleh industri pengolahan susu (IPS) nasional sejak bulan lalu memicu gejolak di kalangan peternak. Untuk menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Semarang menggelar rapat koordinasi yang dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Basari di ruang rapat Bupati Semarang, Ungaran, belum lama ini.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap), Moh Edy Sukarno, mengungkapkan adanya selisih besar antara kapasitas produksi normal susu sapi yang dikelola oleh enam koperasi atau pengepul susu dengan jumlah yang dibeli oleh IPS. Selisih ini mencapai sekitar 21 ton susu per hari, yang mengakibatkan peternak di Getasan melakukan protes dengan membagi-bagikan susu gratis kepada masyarakat.
“Mutu susu segar dari petani sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan total solid mencapai 11,5 persen, namun ada IPS yang menetapkan standar lebih tinggi, yaitu di atas 12 persen,” jelas Edy.
Berdasarkan hasil pertemuan antara peternak, pemangku kepentingan nasional, dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI beberapa saat lalu, kuota pembelian susu oleh IPS dijadwalkan akan kembali normal pada Kamis mendatang. Namun, Edy menyampaikan usulan agar pemerintah memperbarui bibit sapi perah yang dimiliki peternak.
“Bibit sapi perah unggul dapat meningkatkan mutu dan produksi susu dari rata-rata 12 liter menjadi 20 liter per hari. Pendampingan intensif oleh penyuluh yang kompeten juga diperlukan,” tambahnya.
Edy juga mengusulkan pembentukan dinas khusus untuk menangani peternakan dan kesehatan hewan di Kabupaten Semarang.
Sementara menanggapi hal tersebut, Basari menyatakan bahwa kondisi ini merupakan momentum untuk memperbaiki pengelolaan peternakan sapi perah di Kabupaten Semarang.
“Diharapkan pembaruan bibit dan peningkatan pendampingan bagi peternak dapat meningkatkan mutu serta stabilitas industri persusuan di wilayah tersebut,” kata dia. (win)