Empat distributor besar minyak goreng di Kota Salatiga dipanggil Forkompinda Kota Salatiga terkait ketersediaan stok dan lonjakan harga.
Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana mengatakan pemanggilan distributor tersebut bertujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya mengenai stok minyak goreng. “Jika kita tahu keadaan yang sebenarnya, kita sosialisasikan kepada masyarakat agar tidak ada kegelisahan sehingga keadaan menjadi kondusif,” jelasnya, (17/3/2022).
Dari keempat distributor tersebut, kata Indra, tidak ada indikasi penimbunan. “Mereka juga kita minta jika ada kiriman minyak, langsung segera disetorkan ke agen dan penjual lain. Pengiriman bisa dilakukan sesuai plot agar merata, sehingga tidak ada kesemrawutan distribusi” tegasnya.
Meski begitu, saat ini kondisinya tak seperti pada saat normal. Indra mencontohkan, jika satu distributor memiliki 15 agen dengan jatah pengiriman seminggu 10 dus, saat ini lebih diutamakan pemerataan. “Contohya begitu, karena jika biasanya seminggu 10 dus, saat ini hanya dalam waktu dua hari sudah habis. Ini kita antisipasi,” tegasnya.
Indra menegaskan meski tidak ada indikasi penimbunan di tingkatan distributor dan agen, perlu diwaspadai adanya panic buying di masyarakat. “Kita beserta Dinas Perdagangan turun ke masyarakat untuk menelusuri kemungkinan terjadinya hal tersebut, karena sebentar lagi bulan Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan masyarakat tentu meningkat,” ucapnya.
Selain hal tersebut, Indra juga menyampaikan kebutuhan minyak goreng untuk dunia usaha, terutama usaha kecil dan menengah, juga harus terpenuhi. “Kalau untuk makan di rumah, bahan bisa diolah sesuai kebutuhan. Tapi untuk yang dagang dan usaha, setiap hari butuh minyak, jangan sampai kosong,” paparnya.
Seorang ibu rumah tangga, Waryuni menyampaikan, saat ini minyak goreng lebih mudah didapatkan meski harganya bertambah mahal. “Memang aneh ya, semuanya serba mahal saat ini. Kita yang seperti ini menjadi susah, antre, harga mahal, beli dibatasi,” ungkapnya.