RASIKAFM.COM | UNGARAN – Angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di wilayah hukum Polda Jateng pada tahun 2022 terbilang tinggi. Berdasarkan data dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Mabes Polri, angka laka lantas di Jateng mencapai 30.763 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 4.390 jiwa dalam setahun. Faktor penyebab utamanya adalah human error.
Fakta itu menuai keprihatinan berbagai pihak, mulai dari pengguna jalan hingga penyelenggara jalan baik jalan tol maupun konvensional (reguler). “Artinya, jika dirata-rata dalam satu hari ada 12 orang meninggal dunia akibat laka lantas,” ujar Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Agus Suryo Nugroho usai acara Temu Pelanggan PT Jasamarga Transjawa Tol Wilayah Jateng di Hotel Patra Semarang, Selasa (28/11/2023).
Atas hal itu, pihaknya tengah melaksanakan sejumlah langkah untuk menekan kasus dan fatalitas laka lantas. Terlebih sebentar lagi akan menghadapi liburan natal dan tahun baru (nataru). Dijelaskan Agus, saat ini tim Korlantas Mabes Polri bersama dengan PT Jasamarga dan kementerian perhubungan sedang melaksanakan survei jalan.
“Meski nataru sudah jadi agenda rutin setiap tahun, kondisi jalan tol, pantura, jalur tengah, selatan dan sebagainya akan berubah. Setelah tim survei turun ke jalan, nanti akan ditentukan mana titik blackspot dan yang masih ada perbaikan jalan,” kata Agus.
Selain itu, lanjut Agus, pihak kepolisian juga akan melaksanakan penegakan hukum sudah masif dengan berkolaborasi bersama pengelola jalan. “Berupa pemasangan speedcam untuk menindak kecepatan kendaraan di ruas tol. Kalau yang di jalur reguler ada ETLE statis yang bisa merekam pelanggaran pengguna jalan,” urainya.
Kaitannya dengan arus mudik dan balik saat libur nataru, Agus mengajak seluruh pengguna jalan untuk selalu meningkatkan kedisiplinan saat berkendara demi mewujudkan keamanan keselamatan ketertiban dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas).
“Patuhi rambu lalu lintas, jangan melebihi batas kecepatan. Kondisi kendaraan dan badan harus fit, setiap tiga jam berkendara harus istirahat. Silakan manajemen waktu perjalanan diatur agar aman dan selamat,” bebernya.
Senada dengan Agus, Kepala Bidang Sistem Informasi Layanan Jalan Tol Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ali Rachmadi menyampaikan, faktor penyebab terbesar kecelakaan di jalan tol transjawa adalah kesalahan pengemudi seperti kelelahan dan mengantuk saat berkendara. Selain itu ditemukan pula pelanggaran kendaraan over dimension, over load, overspeed, dan underspeed yang juga menjadi penyebab kecelakaan.
“Oleh karena itu, diharapkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dapat menyiapkan langkah-langkap antisipasi untuk menekan risikonya dan keselamatan di jalan tol semakin baik,” paparnya.
Sementara dalam acara temu pelanggan ini, Pratomo Bimawan Putra selaku Direktur Bisnis PT Jasamarga Transjawa Tol dalam sambutannya menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk meningkatkan engagement dan komitmen kepada para pengguna jalan tol Trans Jawa, khususnya di Wilayah Jawa Tengah.
“Sehingga pengelola jalan tol dapat meningkatkan hubungan yang erat dengan para penggunanya,” kata dia. (win)