UNGARAN – Bupati Semarang Ngesti Nugraha meminta aparat kepolisian bisa mengungkap secara tuntas kasus pembuangan 97 ekor bangkai kambing di Sungai Serang, Susukan, Kabupaten Semarang. Selain itu, ia juga meminta penegakan hukum yang tegas dan bisa memberikan efek jera bagi dalang dan pelakunya. Pasalnya, kasus itu membuat masyarakat semakin resah di tengah mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak ruminansia.
“Kami minta ada tindakan tegas dari kepolisian agar bisa memberikan efek jera dan kasus serupa tidak terulang lagi,” tegasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (24/6/2022).[irp posts=”38731″ name=”Bangkai Kambing di Sungai Serang Bertambah Jadi 97 Ekor, Semuanya Positif PMK”]
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Semarang itu, penanganan hewan ternak yang mati akibat PMK ada prosedur tata laksananya, sehingga tidak bisa serta merta dibuang, terlebih ke sungai. Prosedur itu dimaksudkan agar virus penyebab PMK tidak menyebar dan menular pada hewan-hewan ternak yang sehat.
“Sehingga cara- cara membuang bangkai hewan- hewan ternak yang terindikasi PMK ke dalam sungai tidak dibenarkan, apalagi jumlahnya puluhan dan hasil temuan di lapangan jumlahnya hampir mencapai 100 ekor,” ujarnya.
Berdasarkan laporan dari lapangan, lanjut Ngesti, sebanyak 97 bangkai hewan ternak yang telah dibuang di aliran sungai Serang telah ditemukan di dua wilayah desa, masing- masing Desa Susukan sebanyak 50 bangkai dan Desa Sidoharjo 47 bangkai.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang Wigati Sunu menyampaikan pihak kementerian Pertanian (Kementan) dan Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Yogyakarta telah menurunkan tim observasi ke Desa Susukan dan Desa Sidoharjo.
“Kemarin tim Kementan dan BBVET telah mengambil sampel- sampel di lokasi. Kami masih menunggu hasilnya seperti apa, termasuk dampak yang diakibatkan terhadap lingkungan sekitar,” katanya.
Menurutnya, pengambilan sampel yang dilakukan tim Direktorat Jenderal Kesehatan Hewan Kementan dan BBVET dilakukan sampai Rabu (22/6/2022) malam, karena persebaran temuan bangkai hewan ternak telah meluas hingga wilayah Desa Sidoharjo.
“Untuk uji sampel air sungai juga masih menunggu hasilnya. Apakah virus di air menggenang dan air mengalir punya ‘ketahanan’ yang sama atau tidak. Maka kami imbau, masyarakat seminimal mungkin memanfaatkan air Sungai Serang untuk sementara waktu,” tandasnya. (win)