SEMARANG – Setelah behasil mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya dibuang ke area perkebunan bawah jembatan Tol Semarang – Bawen, kini Polda Jateng memberikan pendampingan psikolog bagi keluarga korban.
Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro menjelaskan bahwa pendampingan psikologi ini bertujuan untuk meringankan pikiran bahkan trauma yang dialami oleh para keluarga atas apa yang menimpa pada nasib korban.[irp posts=”35252″ name=”Kasus Penemuan Jasad Wanita Dan Kerangka Anak Terungkap, Dibunuh Lalu Dibuang Oleh Orang Terdekat”]
Dalam pendampingan therapy jiwa dan pikiran ini, Polda Jateng akan berkoordinasi langsung dengan SDM Polri agar pemulihan dan upaya penghilangan trauma pada keluarga korban segera teratasi.
“Salah satu program yang dilaksanakan SDM Polri yaitu pendampingan terhadap korban-korban kejahatan dan lain sebagainya. Dan sekarang kami sudah berkoordinasi melalui SDM Polda Jateng untuk memberikan semacam trauma healing bagi pihak keluarga korban,” ujar Djuhandani kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).
Lebih lanjut, Djuhandani memastikan bahwa dalam program therapy ini akan diberikan sampai keluarga korban dipastikan sudah cukup dan dinyatakan sudah siap dalam menerima duka yang mereka alami.
“Program akan dilakukan berkelanjutan sampai keluarga korban sudah siap menerima duka yang mereka alami,” paparnya.
Perlu diketahui, Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng berhasil mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak yang jasadnya ditemukan di area perkebunan bawah Jembatan Tol Semarang-Bawen, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik Semarang.
Jasad wanita itu bernama Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) warga Mlati, Kabupaten Sleman. Wanita yang bekerja sebagai nakes itu ditemukan di KM 425 dengan posisi tergeletak persis dibawah sebuah pohon yang juga dekat tiang pancang konstruksi Jalan Tol dalam kondisi terbungkus sarung motif kotak-kotak dengan leher dan kaki terikat sarung.
Sedangkan kerangka anak berinisial MFA (5) ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan jasad nakes yaitu lokasi tepatnya di sekitar 500 meter sampai satu kilometer di KM 426 di bawah jembatan itu juga. Polisi mengklaim bahwa kedua jasad itu adalah ibu dan anak yang dilaporkan hilang selama kurang lebih dua minggu di Polsek Melati, Polres Sleman, Polda DIY.
Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, kedua korban itu meninggal dunia karena dibunuh oleh orang terdekatnya atau kekasih dari Sweetha yang setelah itu jasadnya dibuang dari atas jembatan Tol Semarang-Bawen.
“Pelaku adalah orang dekat para korban atas nama Dony Christiawan Eko Wahyudi umur 31 tahun warga Rembang. Hubungan antara pelaku dan korban adalah pelaku sudah mendekati korban dan sudah melamar kepada pihak keluarga korban,” ujarnya saat rilis kasus di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022).
Ia menjelaskan awal mula kasus ini terjadi ketika pelaku membunuh anak dari Sweetha dengan cara dianiaya dan tidak diberi makan ketika buah hatinya dititipkan kepada pelaku saat Sweetha sedang bekerja. Alasan pelaku menganiaya, lanjut Djuhandani, karena korban sering membuat pelaku kesal karena tidak bisa diatur. Sementara pelaku tega membunuh Sweetha karena dirinya terus didesak korban ketika ditanyai tentang keberadaan anaknya.
“Almarhum Sweetha karena punya kesibukan kerja sehingga anaknya dititipkan (ke pelaku). Tapi selama ikut pelaku, anak Sweetha tidak diberi makan dan dianiaya sampai korban meninggal,” bebernya.