SEMARANG – Kepolisian dari Polda Jateng dan Polrestabes Semarang terus melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait pembunuhan Pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang yakni Iwan Boedi Prasetijo Paulus.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan, saat ini pihaknya masih melakakukan penyidikan dan pemeriksaan kepada puluhan saksi. Beberapa saksi dalam proses interogasi diperiksa menggunakan alat Lie Detector atau pendeteksi kebohongan.[irp posts=”43721″ name=”Pelaku Pembunuhan Iwan Boedi Disebut Sebagai Sosok yang Terlatih”]
Iqbal mengaku, penanganan kasus pembunuhan pria yang akan menjalani pemeriksaan atau klarfikasi kasus korupsi oleh Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jateng harus cermat agar fakta kebenaran terungkap.
“Kami masih melengkapi alat bukti yang lain, masih proses lie detector dua saksi dan masih melakukan pendalaman terhadap saksi-saksi. Kasus ini harus cermat dan hati-hati melalui Scientific Crime Investigation agar tidak terbantahkan,” kata Iqbal lewat pesan singkat, Rabu (12/10/2022).
Iqbal menerangkan, sebelumnya total ada 25 saksi yang sudah diperiksa kepolisian. Terkait penerapan tersangka, Iqbal menegaskan prosesnya nanti setelah ada gelar perkara.
“Belum. Penetapan tersangka melalui sebuah proses gelar perkara ya,” katanya.
Sementara itu, Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyebut ada tiga orang anggota TNI yang diperiksa soal kasus itu. Pemeriksaan dilakukan masih berstatus sebagai saksi.
“Kami memeriksa tiga sejauh ini. Inisialnya saya agak lupa tapi memang kebetulan ada tiga (anggota TNI),” kata Jenderal Andika kepada wartawan di UGM, Rabu (12/10/2022).
Disisi lain, Andika mengakui proses pemeriksaan kepada tiga anggota TNI memang tidak mudah dan panjang. Hal itu karena ada penyangkalan-penyangkalan yang dilakukan tiga anggotanya itu.
“Memang tidak semudah itu karena ada saja denial atau jawaban-jawaban yang kemudian membuat seolah-seolah tidak terlibat. Tapi kami tidak begitu saja menyerah karena kami yakin Polda juga punya bukti-bukti awal yang cukup pokoknya kami terus mengawal hingga sekarang,” jelasnya.
“Kami memang membutuhkan (waktu), sebab dinyatakan di situ kan alibi-alibinya itu cukup kuat sehingga kami membutuhkan info-info tambahan dari masyarakat pun kami juga siap menerima,” imbuhnya.
Sebagai informasi, pembunuhan Iwan Boedi sering dikaitkan dengan salah satu kasus korupsi di Kota Semarang. Sebab, sehari sebelum dinyatakan hilang yakni pada 24 Agustus 2022, Iwan dilaporkan hilang dan diduga dibunuh ketika akan menjalani pemeriksaan atau klarfikasi oleh Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Jateng.
Apalagi, Iwan juga telah menyetujui surat undangan sebagai saksi dari kepolisian terkait kasus pensertifikatan tanah fasilitas umum (fasum), fasilitas sosial (fasos) dan utility dari PT. KAL kepada Pemerintah Kota Semarang sebanyak 8 bidang yang bertempat di Kecamatan Mijen Kota Semarang pada tahun 2010-2015. Namun, pada Kamis, 25 Agustus 2022 sesuai surat undangan yang telah diterima, Iwan tidak hadir tanpa adanya pemberitahuan yang jelas.