RASIKAFM – Merasa terharu dan bangga luar biasa dengan Kota Salatiga, penulis dari Tim Jelajah Kopi Nusantara, Ahmad Bahar berjanji akan menerbitkan buku edisi khusus tentang kopi di Kota Salatiga, yang akan diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa di dunia. Hal itu sebagai bentuk ucapan terima kasih atas penerimaan Wali Kota Salatiga beserta jajaran Forkopimda dalam kegiatan Jelajah Kopi Nusantara De Koffiekoning Van Salatiga (Raja Kopi Salatiga) yang berlangsung di Benteng Hock, Satlantas Polres Salatiga, Selasa (23/3/21).
Tujuannya, tidak lain agar para pecinta kopi di dunia tertarik untuk datang minum kopi di Kota Salatiga.
Diakuinya, selama menjelajah ke beberapa daerah, baru di Kota Salatiga pihaknya disambut langsung oleh Wali Kota, Ketua DPRD, Kapolres dan jajaran Forkopimda lainnya.
“Yang paling luar biasa dan membuat kami terharu, di Kota Salatiga ini kami diterima oleh Wali Kota, Ketua DPRD, Kapolres, bahkan seluruh unsur Forkopimda hadir di kegiatan Jelajah Kopi Nusantara ini. Kebetulan saya sebagai penulis berlatar belakang sastra Arab, maka salah satunya nanti akan saya terjemahkan ke dalam Bahasa Arab dan anak saya yang akan menerjemahkannya pula ke dalam Bahasa Korea. Mohon doa restunya. Kalau nanti bukunya di taruh di bandara-bandara luar negeri, saya yakin fotonya Pak Wali Kota nanti akan sampai juga ke Israel,” ujar Bahar.
Dalam menjelajah kopi nusantara, tim yang terdiri atas penulis, jurnalis, youtuber dan peneliti kopi tersebut fokus pada tiga hal, yakni konten youtube jelajah kopi nusantara, berita suatu daerah yang dijelajahi, dan penulisan buku ensiklopedi kopi nusantara. Sebagai penulis buku, Ahmad Bahar mengaku memilih kota-kota yang memiliki destinasi kopi.
“Yang dimaksud destinasi kopi ini bisa memiliki kebun kopi, bisa mempunyai tradisi ngopi, bisa juga kafe-kafe kopinya yang unik,” tambahnya.
Dengan adanya kegiatan Jelajah Kopi Nusantara, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, SE, MM, berharap Kopi Salatiga semakin dikenal oleh masyarakat luas. Untuk itu ia mengajak para penggerak UMKM untuk berinovasi dalam memasarkan produk, khususnya kopi.
Yuliyanto mengungkapkan bahwa kopi telah menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi sejak jaman dulu, dan menjadi gaya hidup bagi para penikmat kopi di berbagai lapisan. Terlebih sejak abad 17, Kota Salatiga dengan ketinggian 400 hingga 800 mdpl telah menjadi lumbung kopi, khususnya kopi robusta yang cukup tersohor di nusantara.
Oleh karena itu ia berharap para pecinta kopi di Kota Salatiga dengan Komunitas Kopi Lover (Koplo), Teman Ngopi, serta komunitas lainnya, terus bergerak dalam mem-branding Kota Salatiga, salah satunya sebagai Kota Kopi.
“Saya kira anak-anak muda sekarang sangat paham dengan rasa kopi yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan,” tandasnya.
Tak lupa, apresiasi kepada Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat, SS, yang telah menjadikan Benteng Hock yang berada di lingkungan Kantor Satlantas Polres Salatiga sebagai destinasi cagar budaya di Kota Salatiga.
Beberapa musisi lokal seperti Saung Swara, Wong Pitoe, Senjalatiga, dan lain sebagainya, turut memeriahkan acara tersebut. Forkopimda dan para pengunjung juga dimanjakan dengan kehadiran beberapa gerobak makanan tradisional seperti gandhos, jadah bakar, jagung hingga kacang rebus, yang dijajakan secara gratis (rief)