UNGARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 miliar yang disalurkan untuk bantuan sosial (bansos) dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Jumlah itu diambil dari dua persen Dana Transfer Umum (DTU) Pemerintah Pusat ke Pemkab Semarang periode bulan Oktober, November dan Desember tahun 2022.
“Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 134 Tahun 2022, Pemkab Semarang wajib menyisihkan dua persen DTU. Setelah dihitung jumlahnya ada Rp 4 miliar 765 juta,” ungkap Bupati Semarang Ngesti Nugraha usai rapat paripurna di kantor DPRD Kabupaten Semarang, Senin (12/9/2022).
Dikatakan Ngesti, sasaran penerima manfaat bansos itu berjumlah 6.300 orang. Terdiri dari tukang ojek pangkalan, pekerja sektor transportasi umum, nelayan dan pelaku UMKM. Besaran bantuan yang akan disalurkan berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu.
“Data yang kita terima, tukang ojek pangkalan ada 2.000 orang, masing-masing Rp 300 ribu. Kemudian kru angkutan umum ada 650 orang, nelayan Rawapening 600 orang, pelaku UMKM 1.600 orang, masing-masing Rp 600 ribu,” jelasnya.
Selain sasaran penerima manfaat tersebut, lanjut Ngesti, terdapat sektor pekerjaan lain yang akan diberikan bansos yakni tenaga padat karya.
“Ada 27 program padat karya yang masing-masing dianggarkan Rp 70 juta. Target kami ada 40 pekerja yang kami libatkan,” terangnya.
Sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penyaluran bansos dari Pemkab Semarang dan Kementerian Sosial (Kemensos), pihaknya akan mencocokkan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Bansos dari Kemensos sudah mulai dibagi di beberapa kecamatan. Kita akan lihat DTKS, sudah terima bantuan apa belum, biar tidak dobel,” sambungnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Semarang itu menambahkan, jika anggaran yang dialokasikan dari DTU tersebut belum mencukupi untuk penyaluran bansos maka pihaknya masih memiliki skenario untuk menambah anggaran yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Seperti tukang ojek pangkalan misalnya, yang kami data 3.300 orang. Dari DTU, yang tercover baru 2.000 orang, nah itu yang akan kita ambilkan dari BTT. Jumlahnya sama, masing-masing Rp 300 ribu,” tandasnya. (win)