RASIKAFM.COM | SALATIGA – Pasca kejadian dugaan keracunan di SMPN 8 Salatiga pekan lalu, Kini Dinas Pendidikan Kota Salatiga tengah menelusuri kasus yang dialami ratusan siswa tersebut. Kasus ini mencuat setelah 192 siswa dilaporkan tidak masuk sekolah pada Senin (6/10/2025), setelah mengonsumsi MBG pada Jumat atau tiga hari sebelumnya.
Kepada rasikafm.com Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Muh. Nasiruddin, mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menganalisis penyebab pasti dugaan keracunan tersebut. “Kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan analisa terhadap anak yang diduga mengalami keracunan,” kata Nasiruddin.
Kabar terkait:
Diduga Sakit Akibat Konsumsi MBG Belum Pasti Keracunan Menurut Nasiruddin, kasus ini berawal dari kegiatan kemah bersama siswa kelas VII dan VIII di Gunungpati, Kota Semarang, pada Rabu–Jumat pekan lalu. Kegiatan diikuti oleh 529 siswa dan berlangsung dalam kondisi cuaca hujan deras.
“Tentu kemah bersama itu kegiatannya luar biasa, bahkan juga ada hujan deras, dan ada yang bermain-main saat itu,” ujarnya. Setelah kegiatan selesai, para siswa kembali ke Salatiga dan berkumpul di Lapangan Klumpit, Kecamatan Tingkir, untuk menerima menu MBG.
“Kemudian ada laporan yang tidak diinginkan masuk ke kami, ada 192 anak yang tidak masuk sekolah. Namun apakah itu bisa disebut keracunan, kami masih mencari fakta dan data di lapangan,” ungkap Nasiruddin.
Menurutnya Perlu Sampel Makanan untuk Memastikan apa penyebabnya. Dinas Pendidikan menegaskan, perlu dilakukan pemeriksaan sampel makanan dan faktor penyebab lain sebelum memastikan siswa mengalami keracunan makanan. “Harus ada sampel yang diperiksa dan faktor penyebab lainnya sebelum petugas medis memutuskan penyebab siswa mengalami diare, mual, dan muntah,” jelasnya.
Sementara itu untuk mencegah kejadian serupa, guru diminta memperketat pengawasan dan pendampingan terhadap makanan MBG yang dibagikan di sekolah. “Guru harus memeriksa menu makanannya, bagus atau tidak. Kalau tidak bagus ya tidak usah dibagikan,” tegasnya.
Kepala SMP Negeri 8 Salatiga Yohana Natallina Sari menjelaskan bahwa menu MBG yang dibagikan pada Jumat berupa nugget tempe, salad sayur, telur ceplok, burger, dan semangka. “Ada yang dimakan di lapangan, di sekolah, dan ada juga yang dibawa pulang,” ujar Yohana.
Hingga kini, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Salatiga masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah gejala yang dialami ratusan siswa tersebut benar disebabkan oleh makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau bukan.