RASIKAFM.COM | SEMARANG -Sebanyak 800 warga di Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang kekurangan air bersih. Pasalnya, warga yang tersebar di dua dusun yakni Dusun Mulyosari dan Kebontaman ini hanya mengandalkan sumur sebagai sumber air bersih, padahal kondisinya sudah mengering sejak tiga bulan terakhir.
Seperti yang dialami oleh Sayaah (60), seorang warga RT 3 RW 4 Dusun Kebontaman. Sumur berkedalaman 17 meter yang ada di rumahnya sudah kering sehingga praktis tidak bisa diandalkan saat musim kemarau seperti sekarang.
“Setiap tahun selalu begini (kering) sumurnya pas kemarau. Jadi susah mau cari air bersih,” kata Sayaah saat ditemui di rumahnya, Jumat (11/8/2023) sore.
Atas kondisi ini, ia mengaku harus rela menempuh perjalanan hingga 3 kilometer untuk mencari air bersih ke sungai terdekat. Itupun hanya dimanfaatkan untuk keperluan mandi dan mencuci.
“Kalau untuk minum ya beli, karena air sungai tidak bisa (diminum),” ujarnya.
Kondisi ini turut diamini oleh Sugiyono, Kepala Desa Kalikayen. Bencana kekeringan ini sudah dialami sejak bulan Mei 2023. Terlebih masih banyak warga yang tidak memiliki sumur, sehingga praktis mengandalkan bantuan berupa kiriman air bersih.
“Yang paling terdampak memang Dusun Kebontaman ini, kalau di Mulyosari ada tapi tidak sebanyak yang di sini,” ungkapnya.
Dikatakan oleh Sugiyono, pihak Pemerintah Desa Kalikayen sebenarnya sudah berusaha membuat dua unit sumur dan mencari sumber air hingga ke Desa Kawengen yang berjarak lebih kurang 5 kilometer untuk mengatasi masalah krisis air bersih ini.
“Tetapi tidak keluar airnya, padahal biaya yang dikeluarkan juga besar,” jelasnya.
Pihaknya juga telah melayangkan permintaan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang.
“Alhamdulillah beberapa waktu lalu sudah dikirim 1 kali. Tapi ini sudah mulai habis lagi sehingga tentunya masih sangat membutuhkan bantuan lagi,” bebernya. (win)