RASIKAFM.COM | UNGARAN - Naiknya harga kopi membuat sebagian petani kopi di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang merasa khawatir. Pasalnya, aksi pencurian turut membayangi sebab komoditas itu sedang berada di level harga yang bagus.
Seperti yang diakui oleh Sarju Susanto, salah seorang anggota kelompok petani kopi Tunas Maju Sakti Mandiri Desa Kemitir Kecamatan Sumowono. Ia mengatakan pencurian kopi sudah terjadi beberapa kali.
“Sekarang dari kelompok mengadakan ronda bergiliran, untuk antisipasi agar tidak terjadi pencurian. Ini juga terjadi di Kecamatan Jambu,” ujarnya, Senin (17/7/2023).
Hal itu menurutnya karena harga kopi sedang tinggi. Contohnya, harga ceri kopi di tengkulak mencapai Rp 11.000 per kilogram. Harga ini mengalami kenaikan dari panen pertama yang berada di harga Rp 7.000 per kilogram.
“Kalau yang ceri merah lebih tinggi lagi, bisa sampai Rp 12.000 hingga Rp 13.000, sementara yang arabika Rp 17.000,” ujarnya.
Selain upaya ronda bergiliran, lanjut Sarju, banyak petani yang melakukan petik curah untuk menghindari pencurian.
“Memang pencurian jadi momok petani, jadi kita dahului dengan memetik lebih cepat,” bebernya.
Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan total lahan tanaman kopi mencapai 2.600 hektare. Di Desa Kemitir sendiri, dari 80 hektare lahan bisa menghasilkan 2 hingga 7 kilogram kopi setiap pohonnya.
“Saat ini yang bisa dipetik baru robusta, sementara yang arabika belum banyak,” jelasnya.
Ngesti juga mengungkapkan saat ini telah dibangun gudang di Gondoriyo Kecamatan Jambu untuk menjaga stok keberadaan kopi lokal Kabupaten Semarang.
“Kita semua harus semakin mengenalkan kopi Kabupaten Semarang agar semakin terkenal, karena yang terjadi saat ini, kopi dari Kabupaten Semarang tapi trennya malah dari daerah lain,” bebernya. (win)