RASIKAFM.COM — Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah akan menggelar Jejak Wisata Sejarah (Jasirah) Race 2025, sebuah ajang sport tourism yang memadukan wisata sejarah, promosi UMKM, dan digitalisasi transaksi. Kegiatan ini akan berlangsung pada 25–27 Juli 2025, menempuh rute Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, Yogyakarta, hingga Magelang.
Kepala BI Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyampaikan bahwa acara ini ditargetkan memecahkan Rekor MURI sebagai perjalanan wisata sejarah naik kereta terpanjang di Indonesia.
“Nanti Jasirah Race akan finish di Rupiah Borobudur Pelayon. Akan diumumkan juga juaranya di event Rupiah Borobudur Playon,” ujar Rahmat saat konferensi pers, Senin (15/7/2025).
Konsep Unik: Wisata, UMKM, dan Digitalisasi
Jasirah Race merupakan bagian dari program Jasirah, yakni aplikasi wisata sejarah berbasis mobile yang dikembangkan BI Jawa Tengah. Aplikasi ini menyajikan informasi sejarah, kuliner, UMKM, dan pemandu wisata dalam satu platform yang tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Peserta akan diajak menyusuri sejarah panjang peradaban Indonesia dari era Mataram Hindu-Buddha, Mataram Islam, hingga kolonial, sambil mengunjungi destinasi bersejarah di sepanjang rute.
Di sisi lain, UMKM lokal akan mendapatkan panggung promosi melalui etalase digital yang diharapkan mampu memperluas akses pasar dan meningkatkan transaksi non-tunai.
Peserta Diminta Aktif di Medsos dan Bisa Videografi
Selain menyusuri objek wisata, peserta Jasirah Race juga akan ditantang menyelesaikan berbagai “clue” yang tersebar di lima kota. Mereka juga diwajibkan membuat video dokumentasi perjalanan, yang akan dilombakan secara terpisah.
Adapun syarat peserta sebagai berikut:
- Usia 17–60 tahun, sehat jasmani dan rohani
- Membentuk tim terdiri dari tiga orang, salah satunya menguasai videografi
- Aktif di media sosial dengan minimal 2.000 pengikut
- Menjunjung tinggi etika selama lomba berlangsung
- Setiap peserta akan mendapatkan sertifikat dan suvenir, sementara para pemenang berhak atas piagam dan hadiah uang tunai.
“Tak hanya berwisata, peserta juga turut mendukung pelestarian budaya lokal dan memajukan UMKM. Ini wujud nyata integrasi pariwisata dan inklusi ekonomi,” pungkas Rahmat. (hrs-wd)