Pasar Dugderan 2023 telah resmi dibuka pada hari Minggu (12/3/2023) lalu, menandai kembalinya tradisi khas Kota Semarang dalam menyambut bulan suci Ramadhan setelah vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Dugderan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1881 pada masa pemerintahan Bupati RMTA Purbaningrat.
Lebih dari 165 pedagang hadir untuk memeriahkan acara ini dengan menawarkan beragam kuliner, pakaian, mainan, dan wahana permainan. Rina, salah satu pedagang, menyampaikan kebahagiannya atas kembalinya Dugderan dan peningkatan omset penjualan yang dia alami selama acara ini berlangsung.
Rina, salah satu pedagang menyampaikan rasa senangnya atas Dugderan yang kembali dilaksanakan setelah Pandemi Covid-19. Ia juga menyampaikan adanya peningkatan omset penjualan selama mengikuti Dugderan.
“Senang sekali usaha sudah semakin meningkat, keuangan juga sudah mulai membaik dari tahun-tahun saat covid, Alhamdulillah,” ucapnyanya.
Ardi Nugroho, salah satu pengunjung dari Tembalang, turut merasakan kebahagiaan atas kembalinya Dugderan. Bersama keluarga kecilnya, Ardi berbelanja mainan “kapal otok-otok” untuk putrinya.
“Ini Dugderan pertama setelah pandemi. Saya, terutama istri dan anak saya senang bisa menikmati Dugderan sebelum bulan Ramadhan 2023,” tuturnya.
Puncak acara Dugderan akan menampilkan Arak-arakan Warak Ngendog & Kirab Budaya pada 20 Maret 2023 di Kawasan Simpang Lima dan 21 Maret 2023 di Balai Kota Semarang. Sebagai tradisi menjelang bulan suci Ramadhan, Pasar Dugderan akan ditutup sehari sebelum memasuki bulan Ramadhan. Penutupan rencananya akan dilakukan di Alun-Alun Semarang secara seremonial dengan penabuhan bedug.
Pasar Dugderan 2023 berlangsung dari tanggal 10 Maret hingga 22 Maret 2023 di sekitaran Pasar Johar, yaitu Jalan Agus Salim. Pedagang beroperasi mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.