RASIKAFM.COM | SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mewisuda 538 mahasiswa pada periode II tahun 2024, Kamis (25/4/2024). Dari ratusan mahasiswa itu, ada seorang wisudawan yang terbilang menarik Program Doktor Sosiologi Agama Fakultas Teologi. Pasalnya, mahasiswa bernama Sonny Eli Zaluchu, asal Nias, Sumatera Utara telah menyandang status profesor.
Sonny saat ditemui mengatakan, tidak malu meski aslinya sudah bergelar profesor dimana itu status tertinggi dalam karir akademik. Alasan mengambil kembali studi doktoral karena suka akan ilmu pengetahuan.
“Perasaannya ada yang berbeda. Karena mewisuda seorang guru besar. Motivasi saya karena ingin memberi inspirasi kepada banyak orang,” terangnya kepada di Balairung UKSW Salatiga, Kamis (25/4/2024)
Ia menambahkan, atas pencapaian yang ada sangat disyukuri. Semula, gelar doktoral pertamanya fokus pada disiplin ilmu transformasi sosial. Kemudian, pada doktoral baru menekuni sosiologi agama.
Sonny menerangkan, sebagai pribadi sangat mencintai ilmu pengetahuan. Pada sisi lain, tuntutan sebagai akademisi selalu memiliki rasa ingin tahu tinggi. Kemudian, alasan profesi seorang pendeta dirasa perlu memperdalam ilmu teologi.
“Saya ini bisa stres jika berhenti belajar. Itu, salah satu alasannya. Kemudian saya ini pendeta atau penggembala. Maka, saya ambil sosiologi agama dengan disertasi agama digital,” katanya
Sonny menyebutkan, sebagai orang yang berasal dari daerah 3 T yakni tertinggal, terluar, dan terpinggir di Indonesia atas pencapaian yang ada diharapkan dapat menjadi motivasi putra putri bangsa dari wilayah 3 T.
Sebelumnya, Sonny Eli Zaluchu meraih penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) atas pencapaian rekor orang pertama dari Nias atau daerah terluar menjadi guru besar dalam Ilmu Teologi.
Doktor Sonny Eli Zaluchu mengaku sengaja menulis disertasi dengan judul ‘Agama Digital dan Rekonstruksi Praktik Beragama : Analisis Sistematik Literarue Review (SLV” karena melihat adanya kecenderungan orang beragam dari cara tradisional ke modern.
“Saya riset soal ini selama 3 tahun, karena saat daftar jadi mahasiswa musti sudah memiliki riset. Saya melihat kita ini masyarakatnya homogen maka musti adaptif terutama soal digital. Puji Tuhan nilai IPK saya hampir sempurna yaitu 3,96,” ujarnya
Sonny menyebutkan, adanya perubahan dunia dengan kecanggihan teknologi membuat cara beragama masyarakat juga mengikuti. Sehingga, dalam berteologi tidak ketinggalan zaman.