Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar harga pemeriksaan tes Reserve Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) menjadi Rp 300.000. Selain itu, masa berlakunya diperpanjang menjadi 3 x 24 jam bagi penumpang pesawat.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, setelah ada instruksi Presiden Kementerian Kesehatan tengah mengkaji kembali harga RT-PCR bersama beberapa pihak. “Saat ini sedang dikaji bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Perhubungan,” katanya, Selasa (26/10).
Selain itu, Kemkes juga melakukan konsultasi dengan berbagai pihak diantaranya organisasi profesi, laboratorium, distributor dan juga auditor pemerintah. Dari hasil pembahasan itu Kemkes akan menetapkan harga acuan baru tes PCR.
Penetapan harga tes PCR terdiri dari sejumlah komponen, seperti reagen, jasa layanan, biaya administrasi, dan biaya lain-lain seperti transportasi dan distribusi.
Alhasil, jika harga yang berlaku saat ini sebesar Rp 495.000 di wilayah Jawa-Bali dan Rp 525.000 di Luar Jawa Bali dipangkas menjadi Rp 300.000, maka akan ada biaya di sejumlah komponen pembentuk harga yang dikurangi.
Sebab, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemerintah tak akan memberikan bantuan subsidi untuk menurunkan harga tes swab PCR ini. “Apakah (penurunan harga PCR) akan ada subsidi? Tidak ada!” ujarnya.
Budi menegaskan, sebenarnya selama ini pun harga PCR di bandara Indonesia sudah berada di kelompok bandara-bandara negara yang memiliki harga tes PCR termurah.
Sebagai contoh, dengan harga tes swab PCR sebesar Rp 900.000, ini masuk 20% kelompok bandara dengan harga tes termurah.
Nah, apalagi dengan penurunan harga ke Rp 300.000 per tes PCR, ini sudah masuk ke 10% kelompok bandara dengan harga tes paling murah. Penurunan harga tes PCR diharapkan bisa meningkatkan jumlah testing.
Sementara itu, harga tes PCR termurah di dunia masih tercatat di negara India, yaitu sebesar Rp 160.000 per tes. Ini disebabkan negara tersebut memiliki produksi alat dan bahan tes PCR.