UNGARAN – Sepekan menjelang hari raya kurban, peternak hewan mengeluhkan sepinya penjualan di masa pandemi. Salah satunya adalah Sutrisna, seorang peternak hewan kurban di Desa Kalongan, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Saat dikunjungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen belum lama ini ia mengatakan salah satu penyebabnya adalah banyak panitia kurban yang enggan menyelenggarakan kurban untuk menghindari kerumunan.
Sutrisna mengatakan, usahanya sudah dirintis sejak tahun 2008 lalu. Pada masa awal pandemi Covid-19 usahanya memang menurun. Setelah situasi sempat melandai beberapa waktu lalu, ia memutuskan belanja bibit sapi untuk persiapan iduladha 1442 H. Tapi perkiraannya meleset karena kondisi Covid-19 di Kabupaten Semarang maupun di Jawa Tengah justru terus naik. Terlebih rumah pemotongan hewan (RPH) di Ungaran dan sekitarnya juga sudah over permintaan.
“Selama pandemi (tahun) kemarin turun tapi tidak separah ini. (Tahun) kemarin masih 70 persenan. Nah yang ini kan karena kemarin sudah sempat landai, setelah beli bibit ternak ternyata Covid-nya terus naik dan ini puncak-puncaknya. Sebenarnya ada yang mau beli buat kurban tetapi panitia kurbannya tidak berani menyelenggarakan,” ujar Sutrisna kepada Taj Yasin saat mengunjungi peternakannya, Rabu (14/7/2021).
Taj Yasin yang ditemui usai berkeliling peternakan mengatakan salah satu tujuannya berkeliling mengecek RPH dan peternakan adalah untuk mengetahui kondisi di lapangan. Khususnya terkait persiapan menjelang iduladha 1442 H yang jatuh pada tanggal 20 Juli 2021 mendatang.
“Saya ingin memantau karena kita akan melakukan iduladha tentu kita ingin hewan kurban tidak ada kendala, kesehatannya baik. Tadi juga di RPH Penggaron saya lihat sekaligus memantau masyarakat, kesadaran untuk pemotongan hewan iduladha tidak berkerumun sehingga penularan Covid-19 tidak naik,” katanya.
Mengenai turunnya penjualan hewan kurban pada iduladha tahun ini, Taj Yasin tidak menyangkal bahwa ada over antrean permintaan di RPH yang ada di sekitar Ungaran. Ia menjelaskan situasi saat ini memang sedang sulit karena agar tidak terjadi kerumunan ada panitia iduladha tidak menyelenggarakan kurban tetapi itu langkah yang tepat saat ini.
“Sebenarnya bukan dari sektor ekonomi saja, penurunan kurban tahun ini karena memang masyarakat menghindari betul kerumunan. RPH ini antrenya sudah over sehingga kita dorong penguraian supaya bisa ditampung tetapi tidak ada kerumunan,” katanya.
Sementara mengenai keluhan peternak, Taj Yasin menjelaskan permasalahan yang terjadi saat ini bukan karena kesulitan mengirim hewan ke luar kota tetapi Maslah ekonomi yang saat ini sedang turun.
“Kebetulan untuk Pak Sutrisna ini pasarannya hanya di sekitaran sini ya. Jadi nanti kita lihat, saat ini walaupun ada PPKM kalau untuk transportasi ekonomi tidak masalah. Sebenarnya kalau dampak PPKM ke luar kota tidak ada. Tapi permasalahannya saat ini adalah ekonomi yang saat ini turun dan pengaturan ketika nanti pada hari H iduladha,” tandasnya. (win)