RASIKAFM.COM | UNGARAN — Dinding penahan jembatan U-turn dekat Nasmoco, Bergas, Kabupaten Semarang, kembali menjadi sorotan setelah retakan pada konstruksi beton kian meluas. Kondisi itu dipicu kebiasaan truk-truk berat memarkirkan kendaraan di bahu jalan kawasan tersebut, meski larangan parkir sudah terpasang sejak beberapa tahun lalu.
Di sisi jembatan, sejumlah spanduk besar bertuliskan “PERINGATAN!!! KENDARAAN BERAT DILARANG PARKIR!!! DINDING PENAHAN TEBING TINGGI 7 METER” tampak berderet di pagar pengaman. Namun spanduk itu tampaknya tidak terlalu diindahkan sebab sejumlah truk masih terlihat terparkir tanpa pengemudi.
Kabar terkait:
Koordinator Pengawas PPK 3.3 BBPJN Jateng–DIY, Teguh Budi Harsono, menegaskan bahwa berhentinya truk di lokasi tersebut sangat berbahaya. Hal itu karena jembatan berdiri di atas dinding penahan beton setinggi 3 hingga 7,5 meter yang kondisinya mulai menunjukkan banyak retakan.
“Sangat bahaya, karena dinding penahan beton tingginya 3 sampai 7,5 meter. Apalagi sebagian sudah mulai retak-retak,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Menurut Teguh, retakan tidak hanya ditemukan di satu titik, melainkan telah menyebar ke beberapa bagian dan berpotensi mengganggu stabilitas konstruksi. Beban berlebih dari kendaraan berat menjadi faktor utama yang mempercepat kerusakan. Sejak jembatan itu difungsikan pada 2017–2018, lokasi U-turn tersebut hampir tidak pernah sepi dari truk yang berhenti.
“Kami telah melakukan berbagai langkah pencegahan, termasuk sosialisasi langsung kepada sopir, pemasangan rambu larangan parkir sejak 2018, serta pemasangan concrete barrier pada 2023. Namun tidak banyak mengubah situasi,” keluhnya.
Pada September 2025, PPK 3.3 bersama Satlantas Polres Semarang dan Dinas Perhubungan kembali menambah spanduk besar dan melakukan patroli. Meski begitu, ketika petugas tidak berada di lokasi, truk-truk kembali memadati area tersebut.
“Kami sudah beberapa kali mengupayakan agar kendaraan berat tidak parkir di sana. Setiap lewat, kami beri pengertian supaya pergi dari lokasi, tapi tetap saja kembali,” kata Teguh.
Ia berharap para pengemudi memahami bahwa risiko dari kebiasaan tersebut bukan hanya kerusakan infrastruktur, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan lain.
“Jika dinding penahan jembatan runtuh, dampaknya bisa fatal,” tandasnya. (win)
