RASIKAFM.COM | UNGARAN – Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi mulai menjangkiti hewan pemamah biak itu di Kabupaten Semarang. Berdasarkan data yang dilansir dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, mulai periode 30 September 2022 hingga 18 Januari 2023 terdapat 819 ekor sapi terindikasi penyakit benjol kulit menular tersebut.
Menurut pemaparan Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Wigati Sunu, kasus LSD pertama ditemukan di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat. Seekor sapi Peranakan Ongole (PO) diduga terjangkit LSD karena terdapat gejala berupa benjol pada kulit area perut dan leher.
“Waktu itu, pemilik sapi sudah melaporkannya dan katanya sudah mulai membaik. Sudah mau makan lagi,” ungkapnya saat dikonfirmasi di Ungaran, Kamis (19/1/2023).
Dijelaskan Sunu, secara perlahan kasus LSD mulai meningkat setiap harinya hingga menyebar ke hampir seluruh wilayah yang ada di Bumi Serasi. Kecamatan Bancak menjadi wilayah dengan kasus suspek LSD terbanyak, di mana data terbaru mencatat sebanyak 42 ekor terjangkit dan kumulatifnya mencapai 245 ekor per hari Rabu (18/1/2023).
“Tersebar di 16 kecamatan, paling banyak di Bancak, disusul Kaliwungu, Pringapus, Bringin, Tuntang, Bawen, Tengaran, Getasan dan Bergas,” paparnya.
Terkait penanganan, lanjut Sunu, pihaknya telah mengajukan permohonan vaksin dan obat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Saat ini belum ada alokasi obat untuk penanganan kasus LSD, stok vaksin dari Pemprov Jateng juga belum ada di awal tahun ini.
“Sementara kami sudah mengajukan dan rekan-rekan lapangan juga sudah siap untuk vaksinasi,” terangnya.
Meski kasus LSD sudah mulai merebak, Sunu mengatakan pasar hewan di Kabupaten Semarang masih tetap buka.
Namun demikian, hewan yang terindikasi LSD diminta untuk tidak dibawa dan diperjualbelikan terlebih dahulu. Hal itu untuk mencegah penularan terhadap hewan yang lain.
“Tingkat morbid, risiko kematian hewan dan keparahan penyakit memang lebih rendah dibandingkan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat merebak beberapa waktu lalu. Tapi tetap, upaya pencegahan wajib dilakukan,” sambungnya.
Ia juga mengimbau kepada warga atau peternak sapi untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika mendapati sapinya mulai bergejala demam tinggi, lesu, timbul benjolan pada kulit kepala, leher, kaki dan ekor, serta leleran di bagian mata dan hidung maka diharapkan segera melaporkan kepada Dispertanikap.
“Janga lupa juga senantiasa menjaga kebersihan kandang, semprot dengan disinfectan, serta pemberian vitamin dan pakan yang baik. (win)