UNGARAN – Desa Rembes, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang menjadi salah satu wilayah langganan yang terdampak kekeringan. Pada musim kemarau seperti saat ini, biasanya ditandai dengan menurunnya debit air di sumur milik warga maupun sumur di beberapa fasilitas umum lainnya.
Di SD Negeri Rembes 1, para peserta didik bahkan diminta membawa 1 liter setiap hari ke sekolah untuk keperluan mereka. Hal itu dilakukan karena fasilitas pendidikan itu juga terkena dampak musim kemarau.
“Kemarin anak didik kami memang sempat membawa air dari rumah. Karena sumur yang ada di sekolah kering, sementara sumber air yang lain letaknya lumayan jauh,” ungkap Kepala SDN Rembes 1, Titin Yudhiati.
Disampaikan Titin, atas kondisi itu pihaknya telah melaporkannya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang.
“Alhamdulillah respon BPBD cukup cepat. Kami langsung mendapatkan droping air, bahkan dipinjami tandon air juga,” jelasnya.
Sementara Plt Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang Mohammad Maskuri menyampaikan, setelah beberapa hari lalu dialami SDN Rembes 1, kini giliran SDN Wiru 3, Desa Wiru di Kecamatan Bringin juga mengalami krisis air bersih. Pihak sekolah pun akhirnya mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang.
“Kami menerima permohonan bantuan air bersi dari SDN 3 Wiru, Kamis (11/8/2022) malam,” ungkapnya.
Permohonan bantuan droping air bersih oleh SDN Wiru 3 ini, telah ditindaklanjuti oleh BPBD Kabupaten Semarang. Pihaknya telah mengirimkan bantuan air bersih untuk sekolah tersebut sebannyak 5.000 liter atau satu mabil tangki ke SDN 3 Wiru.
“Sama seperti yang kami kirim ke SDN Rembes 1 kemarin, untuk SDN Wiru 3 juga kami kirim 5.000 liter air,” pungkasnya. (win)