UNGARAN – Upaya mitigasi dan kesiagaan bencana harus dikuasai oleh berbagai pihak, tak terkecuali kaum difabel. Selama ini mereka masih menjadi obyek dalam kegiatan manajemen kebencanaan. Kelompok warga berkebutuhan khusus itu sudah saatnya dilibatkan dan ditempatkan sebagai subyek bagi kegiatan pencegahan dan penanganan kebencanaan.
Hal ini terungkap dalam pembukaan acara Pembentukan Unit Layanan Inklusi Disabilitas Penanggulangan Bencana (LIDI- PB) Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis (14/7/2022).
“Dengan adanya unit LIDI-PB ini, para penyandang disabilitas nanti bisa mengidentifikasi teman-teman difabel yang akan dilibatkan. Sehingga punya data hasil assesment siapa saja yang jadi prioritas jika terjadi bencana,” ungkap Ginaryo selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Tengah.
Ginaryo menjelaskan setelah Unit LIDI-PB ini terbentuk, akan banyak hal- hal yang nanti melibatkan teman- teman disabilitas untuk bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Semarang dalam menyusun rencana penanggulangan bencana.
“Dengan begitu para penyandang disabilitas bisa ikut terlibat baik dalam konteks menyusun rencana kontingensi, menyusun penanggulangan kebencanaan dan sebagainya,” katanya.
Sampai saat ini BPBD Jawa Tengah baru bisa membentuk Unit LIDI-PB di 15 kabupaten/ kota dan satu di tingkat provinsi. Karena memang terkait dengan keterbatasan anggaran. Sehingga setiap pembentukan baru dapat dilaksanakan untuk kapasitas tiga daerah terlebih dahulu.
”Kami berharap sampai dengan empat tahun ke depan seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah insyaAllah sudah punya Unit LIDI-PB,” imbuhnya.
Sementara Plt Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Mohamad Maskuri menuturkan penyelenggaraan penanggulangan bencana inklusi melalui pembentukan Unit LIDI PB ini sangat strategis. Terlebih hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Semarang merupakan kawasan yang memiliki kerawanan bencana alam.
“Mereka (kaum difabel) harus dilibatkan agar tahu dan mampu memberikan banyak informasi kepada komunitasnya, sehingga manakala terjadi darurat kebencanaan semua bisa ikut mengantisipasi,” jelasnya.
Maskuri menambahkan, dengan adanya pembentukan unit LIDI-PB ini diharapkan akan semakin memperkuat lagi peran para penyandang disabilitas dalam mendukung program- program pencegahan maupun penanganan darurat kebencanaan.
“Seperti diketahui, para penyandang disabilitas ini menjadi salah satu prioritas penanganan kebencanaan selain lansia, para ibu dan anak- anak,” pungkasnya. (win)