RASIKAFM.COM | UNGARAN – Pemerintah Kabupaten Semarang tengah mendorong realisasi pembangunan rumah sakit berkonsep green hospital di wilayah selatan, tepatnya di Desa Barukan, Kecamatan Tengaran.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengungkapkan, lokasi pembangunan rumah sakit telah disiapkan di atas lahan eks UPTD Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Mulyorejo seluas 19 hektar milik Pemkab Semarang. Pihaknya saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai calon investor guna merealisasikan proyek tersebut.
“Kami telah menawarkan peluang investasi ini kepada beberapa calon investor, termasuk dari Kedutaan Australia, Belarus, Turki, dan investor dari Korea. Mereka sudah melakukan survei lokasi. Harapannya, investor bisa membantu membangun rumah sakit tanpa membebani APBD,” jelas Ngesti saat dikonfirmasi, Rabu (28/5/2025) sore.
Dijelaskan Ngesti, jika tidak ada investor yang masuk hingga tahun 2027, Pemkab akan menjadikan proyek ini sebagai prioritas pembangunan dengan pendanaan bertahap melalui APBD.
“Mungkin kita bangun tipe C dulu. Kalau anggaran masih tidak memungkinkan, tipe D juga tidak masalah, yang penting bisa melayani masyarakat,” kata dia.
Selain rumah sakit, kawasan eks Mulyorejo juga dirancang sebagai kawasan terpadu yang mencakup pengembangan agrowisata dan kawasan industri. Untuk itu, Pemkab juga merencanakan pembangunan dan pelebaran akses jalan dari Terminal Tingkir Salatiga menuju Mulyorejo, yang akan terhubung ke wilayah Kecamatan Pabelan dan Bancak.
“Kami ingin wilayah selatan Kabupaten Semarang bisa tumbuh cepat secara ekonomi. Dengan adanya rumah sakit, agrowisata, dan zona industri, kawasan ini akan berkembang pesat,” ujar Bupati.
Konsep green hospital yang diusung nantinya akan mengedepankan suasana hijau, sejuk, dan ramah lingkungan, dikelilingi pepohonan rindang. Di area seluas 19 hektar itu, sekitar 3,8 hektar direncanakan untuk agrowisata, sementara sisanya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.
“Kalau melihat dana pembangunan rumah sakit tipe C, perkiraannya mencapai Rp438 miliar. Jika terlalu besar, kita bisa mulai dengan tipe D dulu yang biayanya lebih terjangkau, tapi tetap bisa memberikan pelayanan maksimal untuk masyarakat di wilayah selatan,” tambahnya. (win)