RASIKAFM.COM | SALATIGA – Usai membuka acara 2025 International Congress of the UISPP (International Union of Prehistoric and Protohistoric Sciences) di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana), Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, M.Sc., melakukan kunjungan ke sejumlah situs bersejarah yang menjadi saksi perkembangan peradaban dan kebudayaan di Kota Salatiga.
Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon didampingi oleh Wali Kota Salatiga, dr. Robby Hernawan, beserta istri dan beberapa Kepala OPD terkait . Rangkaian kunjungan dimulai dari Rumah Dinas Wali Kota, dilanjutkan ke Gedung Pakuwon, dan berakhir di Gedung Papak.
Kunjungan pertama dilakukan di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, bangunan berarsitektur kolonial yang juga memiliki nilai historis tinggi. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota memaparkan rencana Pemerintah Kota Salatiga untuk mengubah rumah dinas tersebut menjadi museum sejarah Kota Salatiga, sebagai sarana edukasi dan pelestarian warisan budaya.
Kunjungan selanjutnya dilakukan di Gedung Pakuwon, salah satu bangunan kolonial tertua di Salatiga yang pernah menjadi pusat administrasi pemerintahan pada masa Hindia Belanda. Gedung ini menjadi saksi sejarah Gedung Pakuwon adalah lokasi Perjanjian Salatiga yang ditandatangani pada 17 Maret 1757, yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Giyanti. Gedung ini menyimpan nilai historis tinggi dan merupakan simbol penting perjalanan pemerintahan di wilayah Salatiga.
Kunjungan berlanjut ke Gedung Papak, bangunan bersejarah lain yang kini menjadi Kantor Wali Kota Salatiga. Gedung ini dulunya difungsikan sebagai pusat pemerintahan kolonial dan hingga kini masih mempertahankan arsitektur aslinya.
Fadli Zon menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen Pemerintah Kota Salatiga dalam melestarikan bangunan cagar budaya dan sejarah. Beliau menyampaikan bangunan-bangunan bersejarah seperti Gedung Pakuwon, Gedung Papak, dan Rumah Dinas Wali Kota ini merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Pelestariannya bukan hanya soal menjaga bentuk fisik, tetapi juga menjaga ingatan kolektif tentang jati diri bangsa.
Wali Kota menegaskan bangunan bersejarah bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi fondasi untuk membangun identitas kota di masa depan. Pemerintah Kota Salatiga terus berupaya menyeimbangkan pembangunan modern dengan pelestarian nilai sejarah.
Kunjungan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Wali Kota Salatiga kepada Menteri Kebudayaan berupa ikat kepala, miniatur Tugu Jam, serta buku sejarah Kota Salatiga. Sebaliknya, Menteri Fadli Zon menyerahkan cinderamata berupa buku sebagai simbol persahabatan dan dukungan terhadap upaya pelestarian budaya di Kota Salatiga.
Wali Kota Salatiga berharap Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Pemerintah Kota Salatiga dalam menjaga, merawat, serta menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan kebudayaan di Kota Salatiga.