UNGARAN – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berpengaruh terhadap konsumsi harian BBM bersubsidi, baik pertalite maupun solar hampir di seluruh Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Semarang.
Berdasarkan penuturan Area Manager Communication, Relation and Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, rata-rata konsumsi harian BBM non subsidi seperti Pertamax di Kabupaten Semarang cenderung mengalami penurunan. Dikatakannya penurunan itu mencapai lebih dari 15 persen dan terjadi hampir di 37 SPBU yang ada di Kabupaten Semarang dari rentang waktu 24 Agustus sampai 13 September 2022.
“Untuk pertalite turun sebanyak 15,9 persen, kemudian Solar juga turun sebanyak 19,4 persen,” ungkapnya usai acara FGD Dampak Penyesuaian Harga BBM di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Rabu (14/9/2022).
Kondisi itu terbalik dengan konsumsi pertamax turbo. Ia menyebutkan bahwa konsumen BBM non-subsidi itu justru meningkat per harinya. Dari kurun waktu yang sama, rata-rata konsumsi pertamax turbo bertambah sebanyak 200 persen.
“Faktor peningkatan konsumen pertamax turbo itu karena penurunan harga, yakni dari Rp 17.900 menjadi Rp 15.900 per liter,” urainya.
Harga tersebut dikatakannya tidak terpaut banyak dengan pertamax yang berada pada harga Rp. 14.500 per liter. Sehingga penyesuaian (penurunan) harga pertamax turbo, dexlite, pertamina dex saat 1 September itu selisihnya sekitar Rp 700 hingga Rp 2000 per liter.
Salah seorang pengendara Piaggio Vespa LX 150, Ravi Rimawan (30) usai mengisi pertamax turbo mengaku telah beralih dari pertamax.
“Ya karena harganya selisih sedikit dari pertamax. Lagipula saya sayang sama motor ini, ’eman-eman’ kalau harus diisi pertamax atau pertalite,” ungkapnya. (win)