RASIKAFM.COM | TUNTANG – Pemerintah desa Kesongo, kecamatan Tuntang kabupaten Semarang, mencanangkan pengembangan ekonomi desa, guna menekan angka stunting, kemiskinan ekstrem, serta membuat ketahanan pangan di desa tersebut menjadi lebih baik lagi di tahun 2024 ini.
Kepada rasikafm.com Kepala Desa Kesongo, Supriyadi menyebut jika di tahun 2024 ini Pemdes mulai membuat program pengembangan ekonomi desa dengan melibatkan semua unsur masyarakat didalamnya.
“Dalam program tersebut ada tiga hal yang kami canangkan mulai tahun 2024 ini, diantaranya yakni Green Economy Serculair, Integreted Farming, dan juga Pengembangan UMKM atau Ekonomi Kreatif. Satu diantaranya yang saat ini sudah kami jalankan yakni soal program ekonomi hijau, dimana ini kami fokuskan pada pengelolah sampah menjadi satu produk yang memiliki nilai ekonomi di TPS3R di Desa Kesongo ini,” ungkap Supriyadi, Senin (29/1/2024).
Supriyadi menjelaskan soal konsep program ekonomi hijau di Desa Kesongo tersebut diawali dengan pengolahan sampah dari rumah tangga yang ada di masing-masing rumah warga di desa tersebut.
“Sampah rumah tangga ini yang ada di tiap-tiap rumah warga kami ambil setiap harinya, lalu nanti kita bawa ke TPS3R di desa kami, dipilah antara sampah organik dan sampah anorganik. digunakan sendiri pada lahan pertanian yang ada di masing-masing masyarakat, atau dijual,” jelasnya.
Menurut Supriyadi jika nantinya mesin pengolah sampah plastik sudah ada di Desa Kesongo, maka Pemdes Kesongo berencana anak membuat paving block dan BBM dari limbah plastik tersebut.
“Kompos ini ada yang sebagian kami bagikan ke warga, modelnya bantuan diberikan ke warga untuk digunakan menanam aneka tanaman sayur dan tanaman obat herbal, selain goals-nya nanti hasil tanaman sayur dan obat herbal ini untuk menambah gizi keluarga, juga mampu menjadi ladang penghasilan masyarakat di desa kami, karena hasil panennya melimpah. Artinya, pupuknya tidak usah beli, karena sudah ada bantuan dari kami melalui proses pengolahan sampah organik tadi,” ungkap mantan Guru berprestasi ini

Ia mengaku, sebenarnya beberapa program tersebut, khususnya Bank Sampah sudah pernah dijalankan beberapa tahun lalu, tapi karena pandemi Covid-19, program Bank Sampah itu terhenti.
“Pernah kita jalankan, untuk Bank Sampah ini, tapi karena Covid-19 jadi terhenti dan perekonomian kita jatuh. Dan sekarang kita berusaha bangun lagi, dengan memperdayakan masyarakat yang ada di desa kami, mulai anak anak muda, ibu-ibu, serta bapak-bapak disini semua ikut serta dalam progam pengembangan ekonomi desa kami ini,” terang Supriyadi.