RASIKAFM.COM | UNGARAN – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Samuel J.D. Wattimena, melakukan kunjungan kerja perseorangan dalam rangka reses yang 3 di Kabupaten Semarang. Bertempat di Kedai Singgumuk, Bergas, Kabupaten Semarang (16/6/2025), sebanyak 35 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari berbagai sektor tampak antusias mengikuti pertemuan interaktif yang membahas tantangan, harapan, dan strategi pengembangan UMKM, khususnya yang bergerak di sektor ekonomi kreatif.
Samuel Wattimena yang akrab disapa “Mas Sam” menegaskan komitmennya untuk selalu hadir di tengah masyarakat. Ia menyampaikan bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan memiliki potensi luar biasa dalam sektor ekonomi kreatif yang mampu mendongkrak pendapatan daerah serta membuka lapangan kerja baru.
“Kita harus memastikan bahwa pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor ekonomi kreatif, tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional,” ujar Samuel dalam diskusi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Samuel juga menyampaikan pesan penting kepada para pelaku UMKM mengenai perkembangan teknologi, khususnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri kreatif. Ia mendorong para pelaku UMKM untuk tidak takut beradaptasi dengan teknologi baru, karena AI dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif dalam mempercepat proses desain, riset pasar, hingga produksi konten.
“AI bisa sangat memudahkan dalam proses kreatif, mulai dari membuat sketsa awal, mencari inspirasi visual, hingga menyusun strategi pemasaran digital. Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa ruh dari karya kreatif tetap berasal dari manusia. Rasa, intuisi, dan identitas budaya tidak bisa digantikan oleh mesin. Justru, AI harus menjadi alat bantu agar karya manusia bisa semakin kuat dan relevan,” ujar Samuel.
Kunjungan ke Sentra Produksi Ekonomi Kreatif Lokal
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap sektor ekonomi kreatif, Samuel melanjutkan kunjungannya ke beberapa sentra produksi di wilayah Kabupaten Semarang. Salah satunya adalah tempat produksi seni rupa milik Mas Andi, seorang perajin unik yang mengolah uang koin bekas menjadi lukisan artistik dan batik decoratif.
“Karya-karya Mas Andi ini bukan hanya unik, tapi punya nilai estetika dan ekonomi tinggi. Dengan pembinaan yang tepat dan strategi pemasaran digital, produk seperti ini bisa menembus pasar ekspor,” tambah Samuel.

Tak hanya itu, Samuel juga mengunjungi rumah produksi “Klinting” milik Slamet di Banyubiru. Kelompok usaha ini mengolah eceng gondok, tanaman yang melimpah di Danau Rawapening menjadi berbagai produk cinderamata kreatif, seperti tas, topi, miniatur candi, hingga furnitur bernilai seni tinggi.
Produk-produk ini menurut Samuel merupakan contoh konkret dari penerapan ekonomi sirkular dan berkelanjutan, di mana limbah atau tanaman liar disulap menjadi barang bernilai jual.
“Kita harus dorong sektor kreatif seperti ini, karena selain ramah lingkungan, juga memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Peran Strategis Pemerintah dalam Mendorong Ekonomi Kreatif
Samuel menegaskan bahwa dirinya akan mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk lebih serius mengembangkan infrastruktur pendukung ekonomi kreatif. Termasuk di dalamnya adalah pelatihan peningkatan kualitas desain produk, akses pasar melalui digitalisasi, serta pembiayaan berbunga rendah untuk pelaku UMKM.
Ia juga mendorong sinergi antara pelaku kreatif, akademisi, dan pemerintah dalam membentuk ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.
Kegiatan reses ini diharapkan dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih intensif antara legislator dan pelaku UMKM lokal. Dengan latar belakangnya sebagai maestro seni dan budaya, Samuel Wattimena dinilai memiliki kepedulian dan pemahaman mendalam terhadap potensi ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru ekonomi Indonesia, terutama di daerah-daerah yang kaya akan budaya dan sumber daya lokal seperti Kabupaten Semarang. (hrs-wd)