RASIKAFM.COM | UNGARAN – Berkendara di jalan tol menjadi pilihan terbaik bagi pengguna jalan. Sebab melalui jalan tol banyak manfaat yang didapat, diantaranya menghemat waktu tempuh. Namun demikian, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan saat melintas di jalan bebas hambatan itu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PT Trans Marga Jateng (TMJ), sepanjang tahun 2022 periode Januari hingga November terjadi 28 kecelakaan lalu lintas di ruas tol TMJ. Akibat kejadian itu sebanyak 15 orang meninggal dunia, 19 korban luka berat dan 34 orang luka ringan.
Hal itu mengemuka saat acara Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh PT TMJ bersama Radio Rasika 105.6 FM di The Wujil Resort and Conventions Center, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (24/11/2022).
“Jalan tol merupakan salah satu area yang kami anggap berpotensi sering terjadi kecelakaan karena kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Maka kami perlu sosialisasi kepada masyarakat bagaimana agar berkendara di tol aman,” ungkap Prajudi, Direktur Utama PT TMJ.
Dijelaskan Prajudi, banyak faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Misalnya kondisi jalan dan kendaraan serta faktor pengemudi.
“Kami selaku Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) berusaha memberikan fasilitas lengkap agar pengemudi aman di tol. Kondisi jalan sebagus mungkin, tidak ada lubang, lampu penerangan yang cukup, termasuk Variable Message Sign (VMS) untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan,” terangnya.
Dari sekian faktor, kesalahan pengemudi atau human error menjadi faktor paling dominan menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Baik kondisi fisik yang lelah, micro sleep, kurangnya skill saat berkendara ataupun tidak mematuhi batas kecepatan maksimal.
“Angka kecelakaan di ruas tol memang ada peningkatan pasca pelonggaran PPKM, sehingga kondisi lalu lintas lebih ramai. Faktor manusia masih menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan,” paparnya.
Masih lanjut Prajudi, ruas jalan tol di wilayah Jateng merupakan titik lelah baik dari arah Jakarta maupun Surabaya sehingga potensi kecelakaan cukup tinggi. Sehingga pihaknya berusaha mencegah untuk menekan angka fatalitas kecelakaan lalu lintas. Termasuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk memberikan edukasi berkendara yang baik.
“Di sisi lain, pemakai jalan juga harus memperhatikan faktor keselamatan. Kondisi kendaraan harus baik, cara mengemudi yang baik bagaimana jika dalam kondisi hujan, kondisi kering, kalau ada antrian seperti apa dan sebagainya,” urainya.
Sementara Sigit (56) salah seorang peserta FGD membagikan pengalamannya saat melewati ruas tol PT TMJ. Sekitar tiga bulan yang lalu, ia melintas menuju ke arah Solo. Selepas exit tol Salatiga, ia terkena musibah kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan rombongan pengantin.
“Waktu itu posisi hujan deras, saya melaju di lajur kiri dan terkena aqua planning sehingga bertabrakan dengan iring-iringan mobil. Puji syukur saya masih diberi keselamatan,” katanya.
Atas kejadian itu, ia memberi masukan kepada PT TMJ untuk senantiasa melakukan pengecekan ruas tol terutama saat kondisi hujan deras. Sehingga bisa mengetahui titik mana saja yang dinilai rawan atau terdapat genangan air. (win)