RASIKAFM.COM | UNGARAN – Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan batik. Beragam motif batik tersebar di seantero Nusantara. Di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang terdapat sebuah sanggar budaya yang mencoba mengenalkan batik dengan corak klasik yaitu Batik Condrowinoto.
Tradisi pengenalan itu dimulai dengan prosesi ‘slup-slupan’ atau kegiatan selamatan yang umum dilakukan saat hendak menempati rumah baru. Prosesi diawali dengan dua rombongan pria dan wanita yang datang dari arah yang berlawanan. Dimana rombongan pria membawa senjata pusaka peninggalan leluhur yang nantinya akan dimasukkan ke dalam rumah sebagai simbol pembawa berkah. Sedangkan rombongan wanita membawa persyaratan prosesi slup-slupan.
“Persyaratannya sama seperti slup-slupan rumah. Ada makanan, sajen, dan keperluan rumah tangga lainnya seperti bantal dan guling. Masing-masing memiliki makna,” ungkap pemilik Ndalem Condrowinoto, Raden Nganten Eropeana Puspitasari (45) saat dijumpai di sanggarnya, Sabtu (19/11/2022) malam.
Ana (sapaan akrabnya) mengatakan Batik Condrowinoto memiliki corak klasik Yogyakarta dengan berbagai motif. Diantaranya motif Parang Garuda, Sida Mukti, Truntum Garuda, Sida Luhur dan masih banyak motif lainnya.
“Siapapun yang ingin belajar batik, monggo datang ke sanggar kami, tidak dipungut biaya,” jelasnya.
Alasan ia tidak mengenakan biaya adalah agar pengetahuan terhadap batik yang ingin ditularkannya kepada generasi muda menjadi lebih luas. Bahkan ia berencana membuat program paket yang akan disosialisasikan ke sekolah-sekolah.
“Terutama SD, karena kita ingin mengenalkan batik tersebut dari usia dini,” ujarnya. (win)