RASIKAFM.COM | SALATIGA - Melandainya kasus penyakit kuku dan mulut (PMK) pada hewan sapi dan kambing membuat kebutuhan kurban untuk iduladha tahun 2023 di Salatiga meningkat.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga Henny Mulyani. Peningkatan itu sudah terlihat dengan banyaknya takmir masjid yang mendaftar untuk melakukan pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Salatiga.
“Kita baru lihat yang kemarin mengantri di RPH saja sudah ada peningkatan gitu ya. Sampai kita membatasi sehari 50 hewan. Harapannya kalau 50 itu, nanti takmir masih punya waktu untuk membagikan. Saking banyaknya ini sudah menolak,” beber Henny Rabu (14/6/2023).
Meski begitu, pihaknya tidak hanya menolak saja. Namun tetap mencatat sehingga pada saat pelaksanaan pemotongan, pihaknya akan mengirim petugas untuk mendampingi dan memonitoring.
Disebutkan kebutuhan hewan kurban di Salatiga saat ini sekitar 300-an sapi dan ratusan kambing. Kebutuhan itu diambil dari daerah Boyolali, Kabupaten Semarang, dan Blora. Sebab daerah tersebut cukup melimpah hasil peternakan.
Menurut Henny, ada hal yang menyebabkan kurban tahun ini meningkat. Pertama karena kesejahteraan warga yang meningkat dan mau berkurban. Selain itu juga karena PMK sudah landai.
“Kalau yang kemarin mungkin tidak tercatat berkorban di Salatiga, karena ada PMK mungkin kurban di daerah yang lain. Tapi karena sekarang PMK sudah landai. Sehingga semakin banyak yang mulai berkurban lagi di kota Salatiga,” ungkap Henny.
Persiapan kurban tahun ini, pihaknya telah berupaya melakukan vaksin PMK dan LSD. Untuk PMK Salatiga relatif aman. Sedangkan untuk LSD jumlah yang terjangkit hanya puluhan. Namun pihaknya mengantisipasi masuknya sapi dan kambing dari luar daerah. Tujuannya agar tidak terjangkit ke hewan lain.
“Kita harus rajin menyapu menyisir tiap hari. Dari puluhan itu yang terkena PMK, hanya sisa satu dua aja. Untuk sapi yang baru (dari luar daerah) mereka sudah uber. Sehingga sudah tapis (semua) gitu bahasa jawanya,” tandasnya.