RASIKAFM.COM | UNGARAN - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rembes 01, yang terletak di Dusun Watugimbal, Desa Rembes, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang mengandalkan bantuan air bersih untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sehari-hari. Pasalnya, sumur yang menjadi sumber air bersih satu-satunya di lembaga pendidikan tersebut mulai kering.
Kepala SDN Rembes 01, Titin Yudhiati menjelaskan kondisi tersebut sudah berlangsung selama satu minggu terakhir. Sehingga pihaknya meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang guna dilakukan droping air bersih.
“Beberapa waktu lalu masih turun hujan sehingga masih ada air di sumur. Minggu kemarin, penjaga sekolah laporan kalau airnya tinggal sedikit sehingga tidak mencukupi,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/6/2023).
Diakui Titin, lokasi sekolahnya memang paling terdampak jika musim kemarau tiba dibandingkan dengan daerah di sekitarnya. Sebab, posisi sekolah lebih tinggi sehingga sumber air tidak dapat menjangkaunya.
“Dusun Watugimbal rata-rata posisinya lebih rendah dari SD, sehingga warga tinggal menambah kedalaman sumur. Kalau di kami belum ada dananya, sehingga belum bisa berbuat banyak,” ungkapnya.
Dengan kondisi itu, para siswa yang biasanya memanfaatkan air bersih untuk keperluan wudu terpaksa harus bersuci dari rumah masing-masing. Pun demikian para guru harus menunaikan ibadah sepulang dari sekolah.
“Anak-anak biasanya salat dhuha jamaah di sekolah, maka kami sarankan wudunya dari rumah. Sementara bapak ibu guru, salat zuhurnya sepulang sekolah di rumah masing-masing,” terangnya.
Meski demikian, kondisi ini diakuinya lebih baik daripada musim kemarau tahun 2022 lalu. Dimana para siswa terpaksa harus membawa satu liter air bersih dari rumah masing-masing untuk keperluan di sekolah.
“Tahun kemarin memang kami belum tahu harus minta bantuan (air bersih) ke mana. Kalau tahun ini kami sudah siap dan baru seminggu, belum terlalu parah,” katanya.
Titin menambahkan, permasalah tersebut sudah mendapatkan perhatian dari pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Rembes. Salah satu solusi yang diambil adalah dengan membangun embung yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai sumber air.
“Kemarin Bu Kades bersama konsultan sudah mengecek lokasi ke SD kami, kira-kira bisa atau tidak jika dibuat saluran air dari embung. Mudah-mudahan bisa segera realisasi sehingga krisis air tidak terjadi lagi,” harapnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Juwair Suntara mengungkapkan pihaknya telah memberikan bantuan air bersih ke SDN Rembes 01.
“Sudah kita kirim 1 tangki kapasitas 5.000 liter, kira-kira 3 hari yang lalu,” urainya.
Dijelaskan Juwair, selain mengirimkan bantuan air bersih pihaknya juga memberikan hibah berupa tandon air kapasitas 3.000 liter untuk sekolah tersebut sebagai fasilitas penunjang.
“Awalnya memang kami pinjamkan, tapi akhirnya kami hibahkan. Sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan, tidak bingung,” paparnya.
Ditambahkan Juwair, selain Kecamatan Bringin beberapa wilayah lain yang berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini adalah Kecamatan Bancak, Suruh, Tengaran, Kaliwungu, Jambu, Getasan, Susukan, Bawen, dan Ungaran Timur.
“Beberapa langkah yang kami lakukan adalah menyiagakan 4 armada mobil tangki, mengalokasikan dana penanggulangan bencana kekeringan serta menyiagakan Satgas BPBD selama 24 jam,” tandasnya. (win)