RASIKAFM.COM | UNGARAN – PT Agrinas Palma Nusantara menargetkan pengelolaan hingga 3,8 juta hektare lahan kelapa sawit pada akhir 2025. Target tersebut disampaikan Direktur Utama PT Agrinas, Jenderal (Purn) Agus Sutomo, dalam acara penandatanganan MoU antara PT Agrinas dengan Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY) di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT), Desa Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (8/9/2025).
Menurut Agus, saat ini pemerintah telah menguasai sekitar 2 juta hektare lahan sawit. Dari jumlah itu, 833 ribu hektare telah diserahkan kepada PT Agrinas untuk dikelola. Dalam waktu dekat, sebanyak 700 ribu hektare tambahan juga akan diserahkan.
“Kalau lahan sawit di Indonesia dikelola dengan baik dan benar, produksi minyak kelapa sawit bisa terus meningkat dan kita akan tetap menjadi raja dunia di bidang kelapa sawit. Intinya ada di marketing yang jujur. Di lapangan kondusif, aset ada di depan mata, dan tidak boleh berkurang,” ujar Agus.
Ia menegaskan, pengelolaan lahan sawit yang diambil alih negara akan difokuskan pada peningkatan produktivitas. Hasilnya, menurut Agus, harus dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat.
“Semampu kami, seluruh lahan sawit yang sudah diproses secara hukum akan kami kelola dengan benar supaya produktif dan hasilnya kembali ke rakyat. Prinsip kami jelas, profesional, loyal kepada bangsa dan rakyat,” tambahnya.
Saat ini, PT Agrinas telah mempekerjakan 18.600 karyawan. Jumlah tenaga kerja itu akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya luas lahan yang dikelola. Meski baru empat bulan berjalan, Agus menyebut perusahaannya harus bergerak cepat menghadapi tantangan besar.
Selain memperluas penguasaan lahan, PT Agrinas juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sejumlah pihak swasta untuk mengembangkan teknologi perkebunan. Salah satu riset yang tengah diuji adalah pemanfaatan pupuk organik untuk meremajakan tanaman sawit tua tanpa harus dilakukan replanting.
“Kalau riset ini berhasil, anak bangsa kita hebat semua. Replanting biasanya butuh biaya besar, tapi dengan cara inovatif ini bisa tanpa biaya. Kami sudah uji coba di Padang Lawas, Sumatra Utara, hasil awalnya cukup menjanjikan,” jelas Agus.
Inovasi lain yang dikembangkan adalah efisiensi distribusi tandan buah segar (TBS) dari kebun ke pabrik agar lebih cepat dan minim kehilangan brondolan.
“Efisiensi ini penting untuk menjaga kualitas produksi minyak sawit nasional,” tambahnya.
Sementara Ketua Pengurus YPKPY, Purwadi, menyatakan pihaknya siap mendukung langkah PT Agrinas dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan riset terapan di bidang perkebunan.
“Yayasan kami menaungi dua perguruan tinggi, yaitu Instiper dan KPY. Kami akan mendukung penuh kepentingan negara melalui PT Agrinas, baik terkait SDM, pelatihan, maupun riset inovasi terapan. Konsentrasi kami ada pada riset yang bisa langsung diterapkan di lapangan,” kata Purwadi. (win)