Maraknya transportasi ojek online di Indonesia membuat beberapa orang melihat peluang bisnis di sektor itu. Salah satunya adalah ‘Jeggboy & Girl’. Ojek online (Ojol) lokal Salatiga. Tahun ini ojek online tersebut mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam ajang Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) masuk 20 besar.
Saat ditemui di Kantornya di Jalan Mangunsari Salatiga, Sri Sahono, Pengelola Jeggboy & Girl mengaku harus bersaing ketat dengan Ojol yang sudah punya nama besar. Segenap ide ia curahkan selama enam tahun. Diantaranya adalah memberikan pelayanan yang ojol lain tidak bisa atau memiliki nilai lebih. Seperti berbelanja di pasar tradisional, membeli makanan di pedagang kecil tradisional, dan servise handphone.
“Orderan yang unik banyak. Kalau musim nikahan banyak yang meminta untuk ditemani kondangan. Hampir tiap hari juga ada yang minta nangkapin entah tokek dan cicak di rumah. Kalau musim penghujan minta mindahin jemuran,” beber Sahono kepada media Senin (8/8/2022).
Kehadiran Jeggboy juga membawa berkah bagi sebagian drivernya yang kini diisi oleh anak muda di bawah 35 tahun. Mereka Bisa reques misalnya penumpang perempuan minta driver perempuan.
“SOP yang kami miliki ketat,” jelasnya.
Sahonoe saat diwawancarai Rasika FM
Saat ini Sahono mengaku ada sekitar 230 driver Jeggboy & Girl. Jumlah tersebut 30% adalah mahasiswa, untuk cari pekerjaan sampingan. Terkait order juga bisa melayani sampai ke pelosok. Selain itu tidak perlu menggunakan aplikasi. Karena Jeggboy & Girl bisa pesan melalui nomor center WhatsApp . Hal tersebut memudahkan masyarakat yang kurang tersentuh teknologi. Salah satunya adalah pedagang tradisional.
“Pasar tradisonal yang selama ini belum tersentuh teknologi, kita bisa melayani,” terang Sahono.
Terkait harga, tarifnya adalah Rp 10 Ribu untuk lima kilometer pertama. Terkesan lebih mahal dibanding ojol lain. Namun tidak ada kenaikan harga dari pedagang.
“Jadi jatuhnya malah lebih murah,” akunya.
Kedepannya, Sahono mengaku akan invasi ke daerah lain. Utamanya adalah sekitar Salatiga. Seperti Kabupaten Semarang dan Boyolali. Boyolali menurutnya menjadi tetap yang sangat berpotensi untuk mulai merambah ke daerah lain.