RASIKAFM.COM | SALATIGA – Puluhan siswa SMP Negeri 2 Salatiga dan 9 siswa dari Global Vision Christian School Korea Selatan yang terdiri dari 6 perempuan dan 3 laki-laki, bersama 4 guru mengikuti program pertukaran pelajar (student exchange) yang dikemas penuh budaya dan keunikan khas Salatiga.
Dalam program yang digelar selama empat hari ini, siswa-siswi dari Negeri Ginseng diajak menyelami gastronomi lokal, khususnya yang berbasis ketela atau singkong, bahan pangan yang punya filosofi mendalam di budaya Indonesia.
Kepada rasikafm.com Kepala SMPN 2 Salatiga, Mudjiati, mengungkapkan bahwa siswa-siswi Korea dikenalkan berbagai jenis makanan tradisional khas Salatiga berbahan dasar ketela. “Disini anak-anak belajar bagaimana filosofi ketela. Selain itu para siswa juga belajar menanam ketela,” ujarnya saat ditemui di Kampung Telo, Argotelo, Salatiga, Selasa (15/4/2025).
Pantauan wartawan, merek tidak hanya menanam, juga turun langsung ke dapur dalam cooking class spesial. “Tujuannya untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak Korea bahwa di sini budaya gastronomi sangat beragam,” tambah Mudjiati.
Tak berhenti di situ, mereka juga berkesempatan membatik dengan motif singkong—unik dan sarat makna lokal.
Yang tak kalah menarik, para siswa ini juga diajak mengunjungi lokasi produksi makanan legendaris Salatiga, enting-enting gepuk.
Duta Genre Salatiga 2024 Juliana Sheila U. Tampubolon, yang turut dalam kegiatan ini tampak antusias.
“Hari ini kita kedatangan teman-teman dari Korea, berkegiatan bersama teman-teman kita di SMP Negeri 2. Kegiatan hari ini kita melihat proses pembuatan makanan berbahan ketela/singkong bahkan turut menanam,” ungkapnya.
Sheila juga membagikan pengalaman pribadinya selama kegiatan ini.
“Bagi saya, selain sharing dengan teman-teman Korea, keasikan yang saya dapat adalah mendapatkan teman baru dan bertukar informasi budaya, bahkan sesama hobi,” katanya bersemangat.

Ia pun mengaku senang karena bisa memperluas relasi hingga ke luar negeri.
“Ini adalah salah satu yang bisa dibilang luar biasa banget,” tutur perempuan yang sedang mempersiapkan diri mewakili Salatiga di ajang Duta Genre tingkat Jawa Tengah.
Senada pemilik Kampung Argotelo, Toni Anandya Wicaksono, menjelaskan bahwa pihaknya memang menyediakan paket edukasi olahan singkong, mulai dari pengolahan dasar, pembuatan singkong keju, hingga minuman tradisional berbasis jamu dan ketela.
“Siswa-siswi Korea juga kita ajak membatik bercorak singkong. Jadi gastronomi Salatiga biar lebih terangkat,” ujarnya.
Tak hanya membatik, para siswa juga belajar membuat singkong fla, yang jadi andalan olahan di Kampung Telo.
“Salah satu visinya kami pingin banget memperkenalkan industri singkong ini memberikan efek kepada masyarakat secara luas, baik dari sisi industri/pengolahannya maupun ekonomi kreatif dan wisatanya,” pungkas Toni.